Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan pentingnya keberadaan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Belum lama dibentuk, banyak negara sudah menyatakan komitmennya untuk investasi di Indonesia.
Erick Thohir mengatakan mulai dari Uni Emirat Arab (UEA), lembaga keuangan internasional asal Amerika Serikat (AS) atau The US International Development Finance Corporation (USDFC), dan Jepang sudah berkomitmen untuk menempatkan dananya di LPI.
Dana yang digelontorkan masing-masing negara beragam seperti UEA US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun (kurs Rp 14.000/US$), USDFC US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun, dan Jepang US$ 4 miliar atau setara Rp 56 triliun. Bila ditotal, maka nilai investasinya mencapai Rp 220 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respons dari investasi global sangat positif, kami telah menerima komitmen dari UEA untuk berinvestasi di INA sebesar US$ 10 miliar, USDFC US$ 2 miliar dan Jepang US$ 4 miliar. Indonesia siap untuk investasi yang lebih syariah," kata Erick dalam acara 'Global Islamic Investment Forum (GIIF)' secara virtual, Jumat (9/4/2021).
Tak puas sampai di situ, Erick mengajak negara lainnya untuk menyusul investasi di Indonesia meskipun di masa pandemi COVID-19 ini.
"Di masa-masa sulit Anda harus berinvestasi terutama berinvestasi di Indonesia," rayu Erick.
Dengan banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, Erick yakin ekonomi akan pulih dari dampak pandemi COVID-19.
"Kami berharap hal ini akan menambah keyakinan pasar bahwa Indonesia adalah yang terbaik untuk pulih dari COVID-19. Kami siap menghadapi semua peluang tantangan dengan hati-hati," tegasnya.