Jakarta -
Indonesia ingin menjadi salah satu pemain di bidang teknologi dunia. Sejumlah upaya pun dilakukan untuk meraih hal tersebut, salah satunya ialah mengembangkan 'Silicon Valley'.
Silicon Valley mengacu pada salah satu pusat teknologi di Amerika Serikat (AS). Silicon Valley merupakan tempat lahir hingga menjadi markas perusahaan rintisan global seperti Apple, Google, Facebook, Twitter, dan lain-lain.
Belakangan, proyek Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat disorot karena digadang-gadang sebagai Silicon Valley Indonesia. Nantinya, tempat itu akan menjadi salah satu satu pusat riset dan pengembangan teknologi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Bukit Algoritma sendiri bukanlah proyek satu-satunya yang digadang menjadi Silicon Valley-nya Indonesia. Dalam catatan yang dirangkum detikcom, Senin (12/4/2021), beberapa proyek atau lokasi disebut-sebut sebagai Silicon Valley Indonesia.
Pada awal tahun ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah membangun kawasan yang mirip Sandbox. Sandbox merupakan sebuah kawasan dalam drama Korea Startup yang disebut-sebut sebagai Silicon Valley Korea Selatan.
Sandbox digambarkan sebagai wadah untuk para calon pengusaha mendapat bimbingan dari senior, investor, dan kantor untuk mengembangkan usaha rintisan.
"Saat ini ada private sector di Jatim yang tengah membangun KEK Singhasari di Kabupaten Malang. Saya berharap besar bahwa nantinya KEK Singhasari mampu menjadi katalis pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia melalui pendekatan integrated digital ecosystem (ekosistem digital yang terintegrasi)," paparnya.
Lanjut halaman berikutnya soal rencana Indonesia bikin Silicon Valley.
Khofifah menyebut bahwa KEK Singhasari adalah KEK pertama di Indonesia yang mengintegrasikan potensi wisata budaya, ekonomi digital dan ekonomi kreatif. Keberadaan Techno Park di kawasan tersebut nantinya akan menjadi inkubator bagi pelaku UMKM dan masyarakat supaya bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam pemasaran produknya melalui start up sehingga bisa bersaing di era industri 4.0 bahkan 5.0.
"Semoga nantinya dari KEK Singhasari ini akan lahir unicorn-unicorn baru Indonesia dari Jawa Timur, yakni startup yang memiliki valuasi sebesar US$ 1 miliar," paparnya.
Serpong dan Bintan juga digadang-gadang sebagai Silicon Valley. Dalam mendukung pembangunan SDM di era revolusi industri 4.0, Kementerian Ketenagakerjaan melakukan beberapa program yang salah satunya yaitu technical talent.
Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan dalam pembangunan technical talent ini Indonesia melakukan kerja sama dengan negara-negara ASEAN khususnya Singapura.
"Beberapa ASEAN country ini akan membantu membangun namanya adalah technical talent. Jadi seorang yang memiliki kapasitas sumber daya terkait dengan IT. Nah ini kerja samanya kita dengan Singapura, yang lebih spesifik, Singapura dengan Indonesia," ungkapnya kepada media usai mengikuti SLOM+3 secara virtual, Selasa (27/10/2020).
Nantinya, pengembangan technical talent tersebut akan berpusat di beberapa kota di Indonesia di antaranya yaitu kawasan Serpong dan Bintan. Ia menuturkan titik-titik pusat teknologi tersebut nantinya akan bergaya seperti Silicon Valley.
"Kita beberapa titik nanti mungkin ada di Serpong dan ada di Bintan. Itu kita jadikan kayak Silicon Valley ya, yang itu akan membangun kapasitas-kapasitas orang yang memiliki talenta terkait dengan IT itu," ucapnya.
Silicon Valley Indonesia bahkan akan dikembangkan di wilayah ujung timur Indonesia, Papua. Dalam kunjungan kerjanya ke Papua, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Papuan Youth Creative Hub, di Jayapura, Provinsi Papua. Peluncuran 'Silicon Valley' di Bumi Cendrawasih ini sebagai pemenuhan janji orang nomor satu kepada anak-anak muda di sana.
Pada 11 September 2019, Jokowi bertemu dengan 23 pemuda dan pemudi Papua yang memiliki karya dan prestasi dalam berbagai bidang di Istana Negara, Jakarta Pusat. Jokowi menyatakan akan mendukung pembangunannya, dengan tujuan, menjadikan inovasi, kreativitas dan teknologi alat untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat Papua dan di Indonesia.
Adapun pusat pengembangan ini akan dikelola oleh sebuah perusahaan yang didirikan oleh 21 pemuda-pemudi asli Papua dari 7 wilayah adat yang memiliki usaha ataupun kegiatan sosial di bidang yang berbeda-beda. Perusahaan tersebut dinamakan PT Papua Muda Inspiratif.
"Seharusnya space-space seperti ini sudah ada dari dulu, untuk menciptakan banyak pelaku usaha berbasis teknologi dan inovasi di Tanah Papua," kata Neil Aiwoy, salah satu Direktur dan pendiri dari PT Papua Muda Inspiratif dalam keterangannya, Selasa (29/10/2019).
Selanjutnya, BSD, Tangerang Selatan juga disebut akan menjadi Silicon Valley. Hal ini ditandai dengan didirikannya Apple Developer Academy oleh Apple Inc.
Menteri Kominfo Rudiantara kala itu menyebut kawasan ini bisa menjadi pusat pengembangan teknologi seperti Silicon Valley di Amerika Serikat (AS). Dalam pidatonya di acara Graduation Apple Developer Academy, Rudiantara menjelaskan saat ini sudah ada dua 'Silicon Valley' setelah AS, yakni di Beijing, China dan di Bengaluru, India.
"Nanti ada 4B, mudah-mudahan selanjutnya adalah Bumi Serpong Damai (BSD)," ujar dia di Green Office Park 9, BSD, Selasa (12/3/2019).
Namun dia menyebutkan saat ini banyak wilayah di Indonesia yang memiliki huruf awal dari huruf B. "Kan ada Bandung dan Bali juga," tambah dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan dengan dibangunnya Apple Developer Academy ini menunjukkan Indonesia adalah negara yang sangat baik. "Indonesia saat ini tak lagi sebagai follower atau pengikut, tapi sudah menjadi pemain," ujar dia.
Pembangunan sekolah Apple ini sebenarnya untuk memenuhi regulasi terkait aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Apple menanamkan modal hingga US$ 44 juta atau setara dengan Rp 616 miliar untuk jangka waktu 3 tahun. Indonesia merupakan negara kedua yang dibangun Developer Academy, sebelumnya sudah ada di Brazil dan kemudian di Italia.