Mudik Dilarang, Konsumsi Daging di DKI Diprediksi Melonjak 50%

Mudik Dilarang, Konsumsi Daging di DKI Diprediksi Melonjak 50%

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 12 Apr 2021 16:37 WIB
Jelang bulan Ramadhan, harga daging sapi kembali merangkak naik di pasar tradisional di Kota Bekasi, Jawa barat. Harga daging sapi mencapai Rp 180 ribu per kilogramnya per hari ini (12/4).
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Pemerintah telah resmi melarang mudik Lebaran tahun ini. Dengan adanya kebijakan itu pemerintah mengantisipasi adanya lonjakan kenaikan konsumsi pangan di Jakarta selama Ramadhan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan, pemerintah memprediksi konsumsi pangan di Jakarta akan naik karena imbas dari pelarangan mudik tersebut.

"Kemungkinan ada larangan mudik ini tentu menjadi pertimbangan kita. Kalau warga Jakarta nggak mudik berarti konsumsi daerah Jakarta akan naik," ucapnya dalam acara diskusi virtual yang digelar FMB 9, Senin (12/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya permintaan daging sapi di Jakarta diprediksi naik hingga 50% seiring larangan mudik Lebaran. Begitu juga dengan komoditas lainnya, namun secara proporsional.

"Kenaikan kebutuhan paling tinggi kemungkinan memang daging meningkat 50%. Komoditas lainnya juga, ayam kemungkinan naik 10-20%. Tapi itu semua juga kita antisipasi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah membuka keran impor. Hingga Mei 2021 volume impor daging sapi/kerbau mencapai 111 ribu ton.

Selain itu untuk menutupi kebutuhan komoditas pangan lainnya jelang Ramadhan pemerintah juga memutuskan untuk membuka keran impor untuk bawang putih dilakukan sebanyak 202 ribu ton hingga Mei 2021. Dalam periode yang sama juga diputuskan impor gula pasir 17 ribu ton.

"Kebijakan impor itu juga sudah menjadi keputusan dari rapat koordinasi dengan Menko Perekonomian dan para menteri lainnya. Memutuskan kapan barang itu harus masuk. Sehingga dalam kalkulasi sekarang sampai Mei 20201 semuanya mencukupi," tuturnya.

"Tapi ada yang bisa kita produksi secara maksimal akan kita produksi seperti beras, bawang merah, cabai rawit dan sebagainya," tambahnya.

(das/hns)

Hide Ads