Imbas Lockdown, 2.000 Toko di Inggris Tutup Permanen

Imbas Lockdown, 2.000 Toko di Inggris Tutup Permanen

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 13 Apr 2021 09:13 WIB
Bangunan Craven Cottage didominasi bata merah
Ilustrasi/Foto: detik
Jakarta -

Pemerintah Inggris telah melonggarkan pembatasan wilayah (lockdown). Toko-toko, gym, pub, salon, bisnis ritel dan perhotelan diizinkan untuk dibuka kembali setelah tiga bulan tutup.

Dikutip dari CNN, Selasa (13/4/2021) meski bisnis diizinkan dibuka, menurut Forum for British Pubs sekitar 2.000 toko telah tutup permanen sebagai dampak lockdown. Ribuan bisnis itu terpaksa tutup karena pendapatan yang mereka dapatkan anjlok, meski pemerintah menjamin bantuan sosial.

Konsorsium Ritel Inggris melaporkan toko-toko di Inggris telah kehilangan sekitar 30 miliar poundsterling dalam penjualan selama penguncian. Laporan itu juga memperkirakan ada 67.000 pekerjaan ritel yang terkena PHK antara Desember 2019 dan 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CEO Konsorsium Ritel Inggris, Helen Dickinson memperkirakan orang Inggris akan berduyun-duyun ke toko dan pub. Hal itu menjadi kondisi baik bagi bisnis setelah mengalami guncangan resesi tahun lalu yang menjadi resesi terburuk selama tiga abad.

Pelonggaran pembatasan ini juga diiringi dengan upaya negara melakukan vaksinasi COVID-19 dengan harapan bisa menurunkan lonjakan kasus baru dan kematian di seluruh Inggris.

ADVERTISEMENT

Banyak batasan tetap berlaku. Pub, misalnya, hanya boleh melayani pelanggan yang duduk di meja di luar ruangan. Asosiasi Bir dan Pub Inggris memperkirakan bahwa hanya 40% pub yang akan dibuka kembali karena sebagian tidak memiliki ruang luar yang cukup. Di bawah rencana pemerintah, izin untuk melayani pelanggan dalam ruangan akan diizinkan paling lambat 17 Mei.

CEO Perusahaan Laine Pub Gavin George mengatakan dia beruntung karena sebagian besar dari 55 pubnya memiliki area luar ruangan. Namun menurutnya pub akan menguntungkan jika bisa melayani pelanggan di dalam dan luar ruangan.

"Agar sebuah pub dapat berdagang secara menguntungkan, harus berdagang di dalam dan di luar tanpa batasan. Jadi saya sangat ingin pemerintah tetap berpegang pada rencana pemulihannya," katanya.

Menurut penelitian PwC yang dihimpun oleh Perusahaan Data Loka Inggris ada 17.532 toko tutup tahun lalu di Inggris dan hanya 7.655 toko yang dibuka. Banyak lagi toko yang ditutup sementara diprediksi akan tutup permanen.

Simak juga 'Aksi Protes Lockdown Demonstran Italia Berujung Bentrok':

[Gambas:Video 20detik]



(eds/eds)

Hide Ads