Sopir Bus: Yang Ditunggu Cuma Lebaran, Eh Mudik Dilarang!

Sopir Bus: Yang Ditunggu Cuma Lebaran, Eh Mudik Dilarang!

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 18 Apr 2021 17:44 WIB
Momen libur nataru kerap dimanfaatkan warga untuk pergi ke luar kota. Tak sedikit warga yang pilih menaiki bus double deck untuk perjalanan jarak jauh.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Larangan mudik bikin nelangsa para sopir bus. Sebelumnya pemerintah sudah mengumumkan meniadakan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Sopir dari Perusahaan Otobus (PO) Pahala Kencana, Abdul Halim mengatakan larangan mudik akan berdampak bagi para sopir bus karena penghasilannya hanya dari mengangkut penumpang. Jika dilarang, sudah dipastikan mereka tidak akan mendapat pemasukan.

"Pasti berdampak lah, pendapatan pengemudi nggak ada (kalau mudik dilarang). Minimal 2 minggu kita nggak ada penghasilan sama sekali," kata Abdul ditemui detikcom di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Minggu (18/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal Lebaran merupakan salah satu waktu yang ditunggu-tunggu bagi sopir bus. Sebab, saat itu lah pendapatan mereka akan bertambah seiring dengan meningkatnya pemudik yang berangkat.

"Kalau Lebaran kan justru penumpang bisa meningkat dua kali lipat. Jadi itu yang ditunggu-tunggu para sopir bus. Yang ditunggu-tunggu cuma Lebaran, tiba-tiba Lebaran nggak ada karena mudik dilarang" tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau nggak ada penumpang kan kami nggak dijalanin dan nggak dapat bayaran karena kami dibayar kalau. Kita ini kan ngitung upahnya sesuai jarak tempuh, per kilo. Semakin banyak penumpang yang kita bawa, semakin bertambah," sambungnya.

Kalau pun pemerintah tetap mau melarang mudik, kata Abdul, pekerja yang terdampak seperti sopir bus harus dipikirkan dengan cara diberikan bantuan sosial (bansos) atau semacamnya.

"Kita akan ikuti aturan pemerintah tapi pemerintah juga harus kasih solusi untuk kami. Kasih bansos kek, (atau) apa. (Selama ini) belum ada," bebernya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh pengemudi bus dari PO Batik Solo Trans, Deni. Larangan mudik menurutnya sangat meresahkan karena dirinya terancam tak bisa bekerja.

"Mudik dilarang meresahkan. Itu kan sumber pencaharian kita buat nyari sandang pangan. Kalau mudik nggak dibolehin kita makannya apa?," ucapnya.

(aid/dna)

Hide Ads