Jaringan 4G di Indonesia belum bisa dirasakan oleh semua masyarakat terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hal ini berdampak pada layanan publik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih ada 12.377 layanan publik di daerah 3T yang belum terjangkau jaringan 4G. Saat ini pemerintah sedang berusaha untuk menyediakannya karena di masa pandemi seperti ini akses tersebut sangat dibutuhkan.
"Saat ini anggaran kita untuk memprioritaskan kepada daerah 12.377 lokasi layanan publik termasuk desa, puskesmas dan dalam hal itu akan ada sekolah, pesantren yang masih belum memiliki fasilitas 4G sehingga kualitas komunikasinya masih sangat tidak reliable aksesnya, bahkan mungkin ada yang belum," katanya dalam webinar 'Peran Perempuan sebagai Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi', Jumat (23/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menyebut mengejar ketertinggalan 12.377 layanan publik agar terhubung internet penting. Pasalnya ada potensi yang besar dari ekonomi digital Indonesia, di mana bisa US$ 44-124 miliar atau setara Rp 639-1.802 triliun (kurs Rp 14.537) hingga 2025.
"Kita melihat ini sebagai suatu keharusan bahkan sebelum terjadinya COVID kita melihat ekonomi digital memiliki dampak dan potensi yang luar biasa hingga US$ 44 billion yang bisa tercipta apabila Indonesia bisa membangun infrastruktur digital dan mengembangkan ekonomi digital sendiri. Itu bisa meningkat US$ 124 billion, ini potensi yang luar biasa artinya tiga kali lipat potensi ekonomi bisa meningkat dengan adanya infrastruktur digital ini," tuturnya.
Tidak hanya itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengatakan pemerintah akan mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital melalui berbagai program seperti pendidikan vokasi dan lainnya.
"Literasi digital membimbing usaha kecil menengah yang mayoritas perempuan itu dibina untuk bisa memiliki literasi digital dan masuk," imbuhnya.
Berdasarkan catatan detikcom, pemerintah berencana menyediakan anggaran investasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sekitar Rp 16 triliun sampai Rp 17 triliun per tahunnya hingga 2024. Anggaran tersebut untuk membuat seluruh wilayah tanah air tersambung internet.
(aid/ara)