Mudik Baiknya Dibolehkan Daripada Banyak Angkutan Gelap, tapi...

Mudik Baiknya Dibolehkan Daripada Banyak Angkutan Gelap, tapi...

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 25 Apr 2021 21:35 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Pengamat transportasi Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan lebih baik mudik diperbolehkan saja, daripada hanya memicu kemunculan angkutan gelap yang berbahaya bila mudik dilarang.

Tapi, protokol kesehatan di angkutan umum harus diperketat. Mulai dari okupansi maksimalnya sampai ke syarat perjalanannya. Menurutnya, meski ada perjalanan orang, dengan naik angkutan umum akan lebih terkontrol.

"Menurut saya memang jauh lebih bagus kalau mudik boleh, tapi pakai angkutan umum, lebih terkontrol. Naik angkutan umum prokesnya diperketat, itu jauh lebih baik. Daripada ini hanya dimanfaatkan sama angkutan gelap ini," ungkap Darmaningtyas kepada detikcom, Minggu (25/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pemerintah juga mengawasinya mudah, awasi saja di stasiun, terminal, bandara," ujarnya.

Lalu, Darmaningtyas juga mengusulkan agar tarif angkutan umum dinaikkan dua kali lipat. Hal ini dilakukan untuk menberikan kelonggaran bagi bisnis operator transportasi.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, bisa juga menjadi cara seleksi halus bagi masyarakat yang mau mudik. Mudik jadi hanya boleh dilakukan oleh orang yang mampu, dengan begitu jumlah pergerakan orang tidak akan banyak.

"Tarifnya dinaikin juga dua kali lipat. Kenapa dinaikin? Karena kan kapasitas dibatasi. Jadi ini juga seleksi, hanya orang yang kuat bayar aja yang mudik. Ini cara halus menyeleksi, ini menurut saya lebih efektif," papar Darmaningtyas.

Sama dengan Darmaningtyas, pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno juga mengungkap hal serupa. Memang lebih baik mudik diperbolehkan, tapi hanya boleh menggunakan transportasi umum dengan protokol kesehatan ketat.

Djoko juga mengusulkan bagi para pemudik pun mesti diwajibkan untuk melakukan karantina kesehatan apabila tiba di daerah tujuan. Karantina kesehatan itu juga harus dilakukan dengan biaya sendiri.

"Kemudian harus ada karantina di daerah tujuan, karantina pun harus bayar sendiri. Ini supaya warga ini tuh mikir gitu lho," kata Djoko.

Djoko menilai harusnya memang pemerintah bukan melarang mudik, namun mengendalikan pergerakan masyarakat dengan mengatur perjalanan secara ketat.

"Jadi jangan melarang, kita harus mengendalikan sekaligus mengatur," ujar Djoko.

Seperti diketahui seiring dengan dilarangnya mudik lebaran, angkutan gelap yang menyelundupkan pemudik bermunculan. Hal ini pun sudah banyak terjadi pada tahun lalu saat larangan mudik juga diberlakukan.

Tahun ini, meski mudik dilarang tanggal 6-17 Mei, hingga kini sudah banyak jasa angkutan gelap mudik berseliweran. Penyedia jasa angkutan gelap ini mulai bergerilya di media sosial.

Dari penelusuran detikcom, beberapa orang sudah menawarkan jasa angkutan mudik. Di beberapa grup diskusi di Facebook tawaran itu sudah mulai marak.

Salah satunya ditawarkan oleh orang berinisial MU, untuk memastikan tawaran jasa angkutan mudik ini detikcom sempat mencoba menghubungi orang tersebut.

Saat dihubungi, benar saja, MU mengkonfirmasi jasanya bisa dipakai saat larangan mudik diberlakukan. Dia menawarkan angkutan mudik dari Jakarta dan sekitarnya menuju ke daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Saat ditanya apakah jasanya akan aman dari segala jenis penyekatan dan penindakan aparat di jalan dia tak berani memastikan. "Insyaallah aman sampai tujuan," begitu katanya.

Lihat juga video 'Penyekatan Mudik di Jambi, Polisi Siapkan Rapid Antigen Gratis':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/dna)

Hide Ads