Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM) mencatat terjadi perubahan yang cukup signifikan terkait dengan realisasi investasi modal asing di Indonesia. Perubahan terjadi pada peringkat tiga sampai lima.
BKPM mencatat realisasi investasi mencapai Rp 219,7 triliun hingga kuartal I-2021. Angka tersebut mengalami peningkatan 2,3% secara kuartalan dan tumbuh 4,3% secara tahunan. Selama tiga bulan pertama di tahun 2021, sudah ada 311.793 tenaga kerja yang terserap dari total realisasi investasi.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan investasi terbesar yang masuk ke Indonesia masih dipegang oleh Singapura. Angkanya tercatat US$ 2,6 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Singapura belum tergoyahkan, dalam sejarah memang Singapura ini menjadi hub bagi beberapa negara lain," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam video conference, Senin (26/4/2021).
Negara terbesar selanjutnya adalah China dengan nilai US$ 1,03 miliar. Setelah itu baru Korea Selatan di posisi ketiga dengan nilai US$ 851,1 juta. Posisi keempat ada Hong Kong dengan nilai US$ 822,1 juta, dan kelima ada Swiss dengan nilai US$ 466,2 juta.
"Korea Selatan biasanya di nomor 5 atau nomor 6 kali ini di nomor 3 menggeser Hong Kong," jelasnya.
Salah satu penyebab realisasi investasi Korsel menggeser Hong Kong, dikatakan Bahlil karena investasi pembangunan pabrik mobil listrik oleh Hyundai Group.
Menurutnya, pada bulan April Indonesia sudah mampu memproduksi mobil listrik. Hal itu menyusul investasi yang dilakukan oleh Hyundai.
Hyundai berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Kota Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pabrik tersebut di atas lahan seluas 77,6 hektare dan siap produksi pada 2022.
"Korsel ini industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya. Tadi saya katakan itu Hyundai itu dia membangun pabrik mobil di Deltamas dan itu di bulan 3, bulan 4 (2022) mereka sudah menghasilkan mobil listrik," kata Bahlil.
Investasi Korea Selatan, dikatakan Bahlil saat terbesar ketiga di Indonesia. Nilainya mencapai US$ 851,1 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun (Kurs Rp 14.500). Realisasi itu pun jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 130 juta.
"Korea Selatan ini panjang sekali, nyodok nomor 3," ujarnya.