Bedah Data Dividen vs PMN BUMN, Mana yang Lebih Gede?

Bedah Data Dividen vs PMN BUMN, Mana yang Lebih Gede?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 28 Apr 2021 12:12 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim dividen yang dibagikan perusahaan pelat merah dalam 10 tahun terakhir untuk negara lebih besar ketimbang penyertaan modal negara (PMN).

Berdasarkan data Kementerian BUMN, dividen BUMN selama periode 2011-2020 tercatat Rp 388 triliun. Sedangkan PMN yang diberikan negara kepada BUMN Rp 148 triliun.

"Kontribusi dividen BUMN 2011-2020 lebih besar daripada PMN yang diberikan, yaitu lebih dari 2,5 kali lebih besar," tulis laporan tersebut dikutip detikcom, Rabu (28/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, BUMN tercatat berkontribusi Rp 3.282 triliun kepada negara dalam periode 2011-2020. Kontribusi itu berasal dari dividen Rp 388 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 1.030 triliun, dan pajak Rp 1.864 triliun.

"Dibandingkan dengan kontribusi BUMN berupa dividen, pajak, dan PNBP lainnya periode 2011-2020, besaran PMN tidak signifikan yakni hanya 4% atau Rp 148 triliun," katanya.

ADVERTISEMENT

Masih dalam data yang sama, tahun ini alokasi PMN akan dibagi menjadi dua yaitu untuk penugasan sebanyak 53% dan restrukturisasi 47%.

Untuk penugasan seperti pembangunan jalan tol lintas Sumatera, penyelesaian pelabuhan Benoa Bali, pembangunan infrastruktur Tanamori-Labuan bajo, pengembangan kawasan industri terpadu Batang, pengembangan produksi kapal selam bekerja sama dengan Korea Selatan, program infrastruktur ketenagalistrikan, pembangunan LRT Jabodetabek, pembangunan kereta cepat, pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi elektrifikasi Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Sementara juga untuk restrukturisasi demi penyelamatan Jiwasraya, restrukturisasi Garuda Indonesia dan penguatan holding aviasi, serta penguatan permodalan BUMN Karya.

(aid/ara)

Hide Ads