Asal-usul Tercetus 'Silicon Valley' Bukit Algoritma

Lipsus Bukit Algoritma

Asal-usul Tercetus 'Silicon Valley' Bukit Algoritma

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 30 Apr 2021 07:30 WIB
Lokasi proyek Bukit Algoritma, Silicon Valley-nya Indonesia
Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom: Lokasi proyek Bukit Algoritma, 'Silicon Valley'-nya Indonesia
Jakarta -

Proyek Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi tiba-tiba menjadi ramai diperbincangkan. Seperti apa asal-usul tercetusnya calon 'Silicon Valley'-nya Indonesia itu?

Proyek tersebut awalnya dicetuskan oleh PT Bintang Raya Loka Lestari. Perusahaan yang dipimpinnya oleh Dhanny Handoko itu mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) Cikidang. Dia menjelaskan usulan tersebut sudah hampir 3 tahun lalu.

Rencana bisnisnya adalah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Fusi Sains dan Teknologi Canggih Pariwisata Menyeluruh. Ada lima pilar dalam kerangka KEK Cikidang. Kala itu belum ada pemikiran tentang 'Silicon Valley'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada lima pilar, pariwisata, pertanian 4.0, kesehatan presisi, fusi teknologi maju, ruang dan gaya hidup tangguh berkelanjutan," kata Dhanny saat berbincang dengan tim detikcom baru-baru ini di lokasi Bukit Algoritma.

Dia membeberkan mengenai lima pilar tersebut. Mengenai pariwisata, dia menjelaskan yang harus dilakukan adalah memperindah, mempernyaman, mempermudah aksesibilitas, menyiapkan amenities, dan menyiapkan atraksi.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya tentang pertanian 4.0, yakni harus menyiapkan kemandirian pangan. Selanjutnya harus menjamin kesehatan baik dari berbagai aspek.

"Nah kalau ini sudah tercapai, siaplah sekarang ini karena memang dengan momentum pandemi mungkin soal teknologi ini semakin penting, itulah fusi teknologi maju," sebutnya.

Lanjut ke halaman berikutnya soal asal-usul tercetusnya Bukit Algoritma.

Ketika keempat pilar itu tercapai semua diharapkan terbentuk ruang dan gaya hidup yang tangguh berkelanjutan. Pada pilar terakhir itu, dia menjelaskan bahwa wilayah Jawa Barat, bahkan wilayah Indonesia secara keseluruhan memiliki risiko bencana. Hal itu sudah dicermati sejak awal.

"Dulu kita tidak pernah memikirkan soal Silicon Valley. Silicon Valley ini mungkin belakangan saja. Kalau dulu di rintisan KEK Sukabumi," paparnya.

Lebih lanjut, Bukit Algoritma sebetulnya perwujutan investasi dari usulan KEK Sukabumi sebagai bidang fusi sains dan teknologi. Lalu, dalam perjalanannya selama masa rintisan usulan atau masa inkubasi KEK Sukabumi tiba-tiba muncul istilah Silicon Valley.

"Jadi kita sebetulnya di sini ada suatu kerangka kerja inovasi, teknologi, investasi seiring dengan seni budaya, empati dan kemandirian. Nah, itu kalau kemarin kita bilang cipta kerja dan cipta kreasi. Jadi lingkup dalam usulan kawasan KEK Sukabumi itu ruang tumbuh kembang sumber daya manusia," terang Dhanny.

Nama Bukit Algoritma pun muncul belakangan. Itu dicetuskan oleh Budiman Sudjatmiko. Dalam proyek tersebut, dia berlaku sebagai Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya KSO. Keduanya bersama BUMN PT Amarta Karya (AMKA) telah melakukan penandatangan untuk pembangunan mega proyek tersebut. Namun, kerja sama Dhanny dan Budiman sudah dimulai sejak 2018 atau 2019 lalu.

"Dari 2018 kita sudah bertemu dengan Mas Budiman, diskusi, saya banyak dapat pencerahan tentang apa itu inovasi dan sebagai. Terus kita bahas lagi di rintisan KEK Sukabumi, sampai terjadi MoU. Nah itulah rangka awal. Nah, kemudian waktu kemarin saya dapat undangan untuk menghadiri yang acara KSO, yang tanda tangan terakhir itu dengan Amarta Karya," tambahnya.

Kapan Bukit Algoritma dibangung? klik halaman berikutnya.

Proyek Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi bakal groundbreaking atau mulai dibangun pada Mei setelah Hari Raya Idul Fitri. Hal itu disampaikan oleh pemilik lahan sekaligus Direktur Utama PT Bintang Raya Loka Lestari Dhanny Handoko.

Informasi groundbreaking setelah Lebaran diketahui olehnya dari Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko.

"Setelah Lebaran yang kemarin saya dengar dari Mas Budiman," kata Dhanny saat berbincang dengan tim detikcom baru-baru ini di lokasi Bukit Algoritma.

Proyek Bukit Algoritma merupakan bagian dari usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Cikidang. Namun status KEK tersebut masih dalam proses pengusulan. Artinya belum ada penetapan dari pemerintah.

Tapi dia mengklaim tidak ada masalah berkaitan dengan perizinan pembangunan 'Silicon Valley' itu. Terlebih, KEK Sukabumi atau yang sekarang disebut KEK Cikidang sudah diusulkan sejak 3 tahun lalu kepada pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat.

"Jadi seharusnya dari perizinan sudah tidak terlalu gimana gitu, mungkin hanya detail-detail khusus, misalnya kalau tinggi bangunan, apa yang kami bangun, itu nanti lah. Tapi kalau secara garis besar karena ini masih dalam kerangka usulan KEK Sukabumi, itu kan sudah pembahasan melibatkan pemerintah daerah, pemerintah provinsi, bahkan juga Kementerian maupun Dewan Nasional (KEK)," papar Dhanny.

Dari sisi lahan juga tidak ada kendala. Sebab, area yang digunakan merupakan milik Dhanny Handoko. Dengan begitu pembangunan dapat dilakukan tanpa pembebasan lahan.

Tapi dia belum bisa memastikan proses usulan KEK sudah sampai tahap mana. Menurutnya ada penyesuaian terkait peraturan pemerintah (PP) turunan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Persetujuan memang terkait dengan PP yang baru, kemarin, yang bulan Februari kalau nggak salah, yang turunan Omnibus Law itu. Ya kita akan sesuaikan tentunya juga nunggu kebijakan pemerintah daerah, karena usulan itu yang tanda tangan Pak Gubernur," tambahnya.


Hide Ads