Permintaan jasa pengiriman barang diprediksi membludak jelang Lebaran karena mudik dilarang. Pengusaha logistik mulai mengantisipasinya dengan membuka rekrutmen kurir.
"Saya yakin setiap perusahaan tentu sudah menyiapkan, mengantisipasi lonjakan yang akan terjadi," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohammad Feriadi saat dihubungi detikcom, Jumat (30/4/2021).
Pria yang juga Presiden Direktur JNE itu pun menerangkan bahwa perusahaan sudah mulai menambah SDM. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika permintaan jasa pengiriman melonjak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di JNE selalu mengantisipasi dengan menambah jumlah SDM, dengan menambah jumlah armada, itu sudah biasa setiap tahun kami lakukan," ujarnya.
SDM yang direkrut merupakan tenaga lepas yang hanya dipekerjakan di tengah momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Mereka akan dibayar harian. Berapa upahnya? dia tak mau membeberkannya.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menjelaskan dalam dunia logistik ada yang disebut first-mile, mid-mile, dan last-mile. Di tengah momentum saat ini, yang diuntungkan adalah pengusaha logistik yang bermain di area last-mile. Mereka ini kurir yang langsung bersentuhan dengan konsumen akhir.
Saat ini pengusaha logistik yang bermain di area first mile, yang biasanya mengantarkan barang dari pabrik ke pertokoan justru tidak diuntungkan akibat larangan mudik. Sebab, kebijakan tersebut menghambat pergerakan orang sehingga orang yang berbelanja langsung ke toko berkurang. Imbasnya pengiriman barang dari pabrik ke toko lesu.
"Kue yang besar dari transaksi di e-commerce harus merata dibagi. Jadi jangan hanya dikuasai sekelompok kecil pemain saja. Kan di dalam proses e-commerce itu kan ada first mile, mid mile, sama last mile. Jadi jangan dikuasai semuanya, first-nya juga dikuasai, mid-nya dikuasai, last mile-nya juga dikuasai," ujarnya.
"First mile-nya juga harus dibagi, di bagi-bagi lah gimana caranya, kemudian di mid-mile-nya juga harus dibagi-bagi, jangan dia lagi dia lagi. Kalau last mile kan memang armada harus banyak ya itu istilahnya tahapan terakhir yang ketemu customer memang harus ada brand (perusahaan) itu kan," tambah Riant