Mudik yang dilarang oleh pemerintah rupanya memberikan cuan bagi pengusaha logistik. Sebab, larangan pulang kampung membuat masyarakat mencari alternatif lain dalam memberikan oleh-oleh kepada keluarga, salah satunya lewat jasa pengiriman barang.
Seperti apa berkah yang diperoleh pengusaha logistik? berikut fakta-faktanya:
1. Diprediksi Melonjak 30%
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman Pengantaran Barang Indonesia (Asperindo) sekaligus Presiden Direktur JNE, Mohammad Feriadi memperkirakan lonjakan pengiriman barang dapat mencapai 30%. Itu untuk di perusahaannya saja. Untuk anggota Asperindo yang lain, dia tak dapat memperkirakan.
"Kalau kita di JNE, kami tetap optimis mungkin peningkatan ini bisa terjadi barangkali sampai di atas 30%," ujarnya saat dihubungi detikcom, Jumat (30/4/2021).
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menuturkan dari Maret hingga pertengahan April ini pihaknya mencatat kenaikan trafik pengiriman barang sekitar 5%.
"April belum habis sih. Indeks niat belanja naik ya sekitar 5%. Jadi tingkat belanja masyarakat di Q1 (kuartal I) naik terus berlanjut di April ini, di Q1 ini sampai dengan 11 April," sebutnya.
2. Siap Rekrut Kurir Tambahan
Dijelaskannya Feriadi, pengusaha logistik mulai mengantisipasi lonjakan permintaan jasa pengiriman dengan membuka rekrutmen kurir.
Pria yang juga Presiden Direktur JNE itu pun menerangkan bahwa perusahaan sudah mulai menambah SDM. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika permintaan jasa pengiriman melonjak.
"Kami di JNE selalu mengantisipasi dengan menambah jumlah SDM, dengan menambah jumlah armada, itu sudah biasa setiap tahun kami lakukan," ujarnya.
3. Barang yang Paling Banyak Dikirim
Jelang Hari Raya Idul Fitri terjadi peningkatan permintaan jasa pengiriman barang. Barang yang paling banyak dikirim lewat jasa logistik adalah oleh-oleh berupa makanan.
"Makanan ini tetap menjadi favorit barangkali karena kan banyak orang rindu dengan kampung halaman, kemudian menghubungi keluarga lalu keluarga mengirimkan makanan itu ke mereka," kata Feriadi.
Berikutnya adalah fashion. Lonjakan pengiriman terhadap produk tersebut karena berbelanja semakin mudah dengan adanya e-commerce. Mahendra Rianto menjelaskan produk konsumsi dan busana dalam hal ini pakaian muslim memang menjadi primadona menjelang Idul Fitri.
"Peningkatannya dari beberapa komoditi tertentu. Jadi kalau kita lihat tentunya consumer goods, terus ada yang surprisingly saya baru lihat elektronik naik, ini elektronik maksudnya peralatan elektrik rumah tangga. Terus fashion, busana muslim," tambah Rianto.
(toy/fdl)