Sempat Viral, Hasil Uji Produk Eucalyptus Diklaim Bisa Obati Corona?

Sempat Viral, Hasil Uji Produk Eucalyptus Diklaim Bisa Obati Corona?

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 06 Mei 2021 05:01 WIB
Indonesia akhirnya berhasil mematenkan formula antivirus Corona dalam bentuk inhaler, diffuser oil hingga kalung antiCorona.
Foto: Istimewa/Dok. Kementan
Jakarta -

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) tahun lalu mengembangkan produk eucalyptus yang berasal dari minyak atsiri sebagai antivirus Corona.

Salah satu produk eucalyptus yang berbentuk kalung sempat viral setelah dikenalkan kepada publik pada awal Mei 2020 lalu. Lantas, bagaimana kabarnya?

Lama tak terdengar, produk tersebut kini sudah dilakukan uji toksisitas pada hewan model dan uji klinis pada manusia yang dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasilnya sangat menggembirakan, zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS CoV-2 sehingga sulit bereplikasi," kata Tim Riset Eucalyptus Balitbangtan Indi Dharmayanti dalam keterangan tertulis dikutip detikcom, Rabu (5/5/2021).

Selama setahun terakhir ini tim penelitian melakukan riset lanjutan terhadap eucalyptus mulai dari uji in vitro, toksisitas, hingga uji klinis, dengan menggunakan virus COVID-19.

ADVERTISEMENT

Tim yang terdiri dari peneliti Balai Besar Penelitian Veteriner, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Balai Besar Pascapanen Pertanian dan BBP Mekanisasi Pertanian, telah melakukan riset gabungan dengan melibatkan akademisi dan Ikatan Dokter Indonesia.

Hasilnya disebut dapat menjadi harapan bagi pengobatan COVID-19 di masa mendatang. Pengujian tersebut secara umum menunjukkan bahwa bahan tunggal maupun formula eucalyptus Balitbangtan yang diuji dapat menurunkan jumlah partikel dan daya hidup virus SARS-CoV 2, serta mengurangi kerusakan sel akibat infeksi SARS-CoV-2 secara in vitro.

Hasil penelitian tersebut dinilai berdasarkan peningkatan CT Value uji realtime PCR/rRT-PCR, peningkatan nilai Optical Density uji MTT, dan mencegah munculnya cytophatic effect (CPE) pada kultur sel. Uji toksisitas per-inhalasi pada mencit tidak menunjukkan perubahan klinis, patologi dan histopatologi pada mencit yang diuji.

Berita selengkapnya ada di halaman berikutnya

Tonton juga Video: Fakta dan Mitos Soal Eucalyptus hingga Renang Saat COVID-19

[Gambas:Video 20detik]



Sementara pada uji klinis, manifestasi klinis yang didapatkan, rata-rata durasi gejala pada kelompok yang diberikan eucalyptus lebih baik terutama pada gejala batuk, pilek dan anosmia. Demikian juga pada Nilai Neutrophil-Lymphocyte Ratio/NLR mengalami penurunan dan menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik.

Begitu pula pada gambaran radiologi, secara umum mengalami perbaikan termasuk 5 pasien yang tergolong moderat pneumonia mengalami perbaikan setelah mendapatkan terapi eucalyptus.

"Meskipun berdasarkan uji klinis produk ini dapat membantu mengurangi gejala klinis yang dirasakan penderita COVID-19, namun penerapan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi tetap menjadi pilihan utama dalam mencegah penularan COVID-19," kata Indi.


Hide Ads