Mendagri Bongkar Modus Kepala Daerah Dibodohi Lewat Belanja Pegawai

Terpopuler Sepekan

Mendagri Bongkar Modus Kepala Daerah Dibodohi Lewat Belanja Pegawai

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 09 Mei 2021 20:00 WIB
Mendagri Tito Karnavian
Foto: dok. Kemendagri
Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkap adanya modus yang membodoh-bodohi kepala daerah. Modus itu dilakukan membuat belanja pegawai sangat tinggi di pemerintah daerah.

Tito mengaku sudah mengetahui banyak dari pemerintah daerah yang anggarannya sangat besar untuk belanja pegawai. Padahal yang memberikan dampak besar terhadap ekonomi masyarakat adalah belanja modal.

"Kami sudah keliling ke beberapa daerah. Saya nggak ingin sebutkan, tidak enak. Hampir semua daerah itu proporsi belanja modalnya kecil. Belanja modal itu belanja yang langsung ke masyarakat baik untuk pendidikan kesehatan dan lain-lain," ujar Tito dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2021, Selasa (4/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito mencatat sebagian besar anggaran di daerah 70% untuk belanja pegawai, bahkan ada yang sampai 80%. Termasuk di dalamnya belanja operasional yang ujung-ujungnya untuk pegawai juga.

Rata-rata belanja itu hanya untuk membiayai rapat dengan alasan penguatan. Padahal nantinya untuk bagi-bagi honor kepada peserta rapat.

ADVERTISEMENT

"Termasuk beli barang untuk kepentingan pegawai juga. macam-macam programnya, penguatan ini, penguatan ini. Saya sampai mengatakan kapan kuatnya? Penguatan terus dengan rakor, rakor, rakor isinya honor nantinya," ucapnya.

Tito mengaku sudah mengecek ke kepala daerah dan ternyata mereka tidak tahu mengenai modus tersebut. Menurutnya praktik itu yang membuat pengelolaan di daerah ada yang sangat berantakan, termasuk tidak mampu bahkan hanya untuk memperbaiki jalan.

"Teman-teman kepala daerah nggak tahu, main tanda tangan aja. Kenapa? Karena diajukan oleh bappeda, diajukan oleh sekda. Kemudian yang penting apa yang dititipkan oleh kepala daerah itu terakomodir, ya tanda tangan. Itulah akhirnya yang terjadi, jalan-jalan rusak, sampah bertebaran. Karena apa, karena belanja modalnya kecil. Ada yang saya cek belanja modalnya cuma 12%. Artinya belanja operasionalnya itu lebih kurang 88%," jelas Mendagri.

Tak hanya itu, dalam belanja modal juga menurut Tito masih bisa disiasati dengan menggelar rapat lagi. Ujung-ujungnya yang benar-benar belanja modal sangat sedikit.

"Ini menyedihkan. Tolong rekan-rekan kepala daerah, terutama kepala daerah baru, jangan mau dibodoh-bodohi. Buat tim khusus, tim teknis untuk penyusunan RKP, APBD dan lain-lain," tegas Mendagri.

"ini jadi tolong porsi belanja modal ini ditambah. kalau bisa 30/40%. bapak presiden menyampaikan pengalaman beliau waktu di Walikota Solo belum pernah berhasil mencapai 45% untuk belanja modal. Itu sudah lumayan. Ini stimulan untuk membangunkan swasta juga," sambung mantan Kapolri itu.

(das/zlf)

Hide Ads