Bipang Ambawang baru-baru ini ramai diperbincangkan, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempromosikan makanan itu untuk oleh-oleh Lebaran. Kontroversi di kalangan masyarakat karena makanan khas Ambawang, Kalimantan Barat itu berbahan babi.
Kontroversi itu membawa keuntungan bagi pedagang bipang Ambawang. Salah satu pemilik restoran Babi Panggang Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Deky Junaedi mengaku pesanan dari toko onlinenya melejit usai bipang Ambawang masuk pidato Jokowi.
Deky mengatakan peningkatan pesanan online untuk bipang meroket dua kali lipat dibandingkan hari biasanya. Bahkan bipang Ambawang usai viral karena pidato Jokowi, tak lagi jago kandang. Deky menyebut dagangannya mulai menerima pesanan dari Jakarta dan kota besar lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai salah satu orang yang bergerak di kuliner lokal, saya senang dan bangga dengan perhatian pemerintah. Kenaikan order ada, kalau dari online itu dua hari ini ada dua kali lipat dari normal," cerita Deky dilansir dari CNN Indonesia.
Terlepas dari kontroversi, Deky menilai viralnya Bipang menjadi momentum kuliner khas suku Dayak ini keluar Kalimantan. Tak hanya secara nasional, Deky punya rencana mengekspor bipang Ambawang ke luar negeri, seperti Singapura dan Hong Kong. Deky optimis Bipang bisa dijual ke luar negeri karena penjualan yang bisa dilakukan lewat e-commerce.
Baca juga: Mendag Pasang Badan buat Jokowi |
Pengelola restoran Bipangling Tamanesse di Kota Pontianak, Verena Ella juga bernasib sama karena juga menjual Bipang Ambawang. Ella mengaku kaget banyak pelanggan yang berduyun-duyun ke restorannya yang baru buka sebulan ini.
"Kemarin itu biasanya Sabtu nggak terlalu ramai, tapi tiba-tiba kami dari buka jam 10 sampai jam 22, nggak berhenti berturut-turut orang datang. Biasanya, ada jam sepi, sekarang jadi ramai terus," ujar Ella, dikutip Selasa (11/5/2021).
Bahkan omzet restoran Ella naik 3 kali lipat setelah Bipang viral karena Jokowi. Omzetnya kini di atas Rp 2 juta sehari. Dia mengatakan, biasanya dia hanya meraup beberapa ratus ribu saja, paling banyak Rp800 ribu-900 ribu per hari.
Di tengah kontroversi bipang Ambawang, Ella berharap masyarakat melihat pernyataan Jokowi tersebut dari sisi positifnya, seperti berkah Idul fitri untuk semua umat.
"Menurut saya maksud Pak Jokowi memang yang mudik mayoritas Muslim, tapi kan liburnya nasional. Jadi, maksudnya mempromosikan kuliner daerah-daerah yang belum familiar secara nasional," kata Ella.
(das/das)