Dampak Larangan Mudik 2021: Pengusaha Rest Area 'Gigit Jari'!

Dampak Larangan Mudik 2021: Pengusaha Rest Area 'Gigit Jari'!

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 11 Mei 2021 14:46 WIB
Jakarta -

Pemerintah melarang mudik Lebaran mulai tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. Larangan itu diterapkan dengan penjagaan ketat di stasiun, bandara, terminal, dan juga jalan tol.

Dengan larangan mudik, jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Trans Jawa yang biasanya dipadati pemudik, kini sepi.

Hal itu memberikan dampak signifikan terhadap bisnis para pengusaha di rest area. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) R Widie Wahyu GP mengatakan, omzet para pengusaha hanyalah 5-10%, bahkan nyaris nihil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terdampak banget ya penjualan BBM maupun tenant-tenant. Jadi tenant-tenant bisa dibilang kosong, atau yang ada hanya tinggal 5-10%," ungkap Widie ketika dihubungi detikcom, Selasa (11/5/2021).

Ia mengatakan, larangan mudik tahun ini jauh lebih ketat dibandingkan tahun lalu. Widie mengatakan, hampir tak ada mobil pribadi yang datang ke rest area, sehingga para tenant di rest area 'gigit jari'.

ADVERTISEMENT

"Yang paling kasihan ya tenant-tenant. Karena mereka mengharapkannya dari mobil kecil. Sementara mobil kecil bisa dibilang nggak ada sama sekali. Jadi penjualan mereka itu drop sampai 90-95%," jelas Widie.

Akhirnya, para pengusaha kini mengurangi jumlah karyawan yang bertugas dalam satu shift. Selain itu, karyawan yang ingin mengambil cuti kini diperbolehkan. Padahal, biasanya karyawan rest area tak boleh cuti pada musim-musim ramai seperti mudik Lebaran.

"Kita hanya mengurangi jumlah yang bertugas. Biasanya pada saat mudik semua karyawan rest area tidak boleh cuti, jadi mereka harus tetap masuk. Nah dari tahun kemarin dan tahun ini, mereka boleh cuti. Karena toh kita juga kerjaannya berkurang jauh," tandas dia.

(vdl/dna)

Hide Ads