Link Net mencatatkan adanya penambahan jumlah pelanggan terbanyak di FY2020 sejumlah 171 ribu pelanggan, meningkatkan total pelanggan sebesar 25% menjadi 839 ribu pada FY2020.
Perseroan menambah 211 ribu home passes ke dalam jaringannya, menjadikan total home passes sebesar 2,68 juta. Pada FY2020, Link Net mencapai tingkat penetrasi jaringan tertinggi sebesar 31,3%. Pendapatan Rata-rata per Pelanggan (ARPU) stabil pada Rp364 ribu untuk FY2020.
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen mulai melihat perubahan perilaku konsumen yang menyebabkan peningkatan akan fixed line broadband. Dengan adanya pandemi COVID-19 di masyarakat, kami melihat perubahan perilaku berjalan dengan pesat.
Perubahan seperti work from home, learn from home, penggunaan e-commerce dan pertumbuhan layanan tele-medicine kemungkinan besar akan tetap ada di masa depan. Perubahan perilaku ini akan menuntun pada peningkatan kebutuhan akan internet berkecepatan tinggi tanpa batas.
Link Net membukukan pendapatan sebesar Rp4,05 triliun pada FY2020, bertumbuh 7,8% Year on Year. EBITDA meningkat 11,3% pada FY2020 menjadi Rp2,3 triliun, dengan marjin EBITDA sebesar 56,9%. Pendapatan per saham meningkat 9,3% pada FY2020 menjadi Rp340 per lembar saham.
Laba Bersih meningkat 5,3% pada FY2020 menjadi Rp942 miliar dengan marjin Laba Bersih pada 23,3%. Pada 4Q2020, Pendapatan meningkat 10,7% menjadi Rp1,09 triliun dibandingkan dengan 4Q2019.
Pendapatan per kuartal meningkat 7% pada 4Q2020 dibandingkan dengan 3Q2020. EBITDA pada 4Q2020 tercatat Rp668 miliar, bertumbuh 48,4% dibandingkan dengan 4Q2019. Per kuartal, EBITDA meningkat 15,4% pada 4Q2020 dibandingkan dengan 3Q2020. Marjin EBITDA pada 4Q2020 tercatat 61%.
Laba Bersih pada 4Q2020 meningkat 99,5% menjadi Rp243 miliar dibandingkan dengan 4Q 2019. Link Net akan membayar dividen dengan total berkisar antara Rp283 miliar untuk FY2020 atau sebesar 30% dari Laba Bersih.
Pembayaran dividen akan diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Link Net. Pada tahun 2020, Link Net memulai proses migrasi kabel jaringan kami ke tiang infrastruktur kami sendiri untuk mencapai kemandirian infrastruktur.
Target Perseroan adalah untuk memindahkan 60.000-65.000 tiang pada tahun 2020 dan hingga akhir 2020, Link Net telah memindahkan 65.100 tiang ke infrastruktur kami sendiri. Manajemen melaporkan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal, mendapat pendanaan yang cukup dan berada di bawah anggaran.
Proyek ini diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2022. Pada saat itu, biaya sewa tiang sebesar 3,6% akan hilang dan akan mempengaruhi arus kas dan pendapatan kami secara positif.
Sejalan dengan misi kami untuk memperkuat tata kelola perusahaan di segala tingkatan, di tahun 2020, kami menunjuk kantor akuntan publik terkemuka, Ernst & Young sebagai auditor kami. Ernst & Young mengaudit laporan keuangan kami di tahun 2020 dan kami menantikan kerja sama yang baik dengan mereka di tahun-tahun yang akan datang.
Untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi Indonesia, Link Net telah menerapkan PSAK 71, 72 dan 73 dalam Laporan Keuangan tahun 2020. Manajemen Perseroan menginginkan bisnis kami untuk terus berkontribusi terhadap perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Untuk meningkatkan kontribusi kami terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), kami bekerja sama dengan organisasi penilai ESG bernama EcoVadis untuk mengevaluasi keseluruhan bisnis kami.
Hasil evaluasi menunjukkan indikator apa yang sudah kami penuhi serta indikator mana yang masih perlu kami perbaiki. Untuk menjamin pertumbuhan yang konsisten di masa depan, kami juga bekerja sama dengan perusahaan konsultasi ESG global untuk membantu kami membuat dan menjalankan kerangka ESG kami selama 3 tahun ke depan.
"Secara keseluruhan, tahun 2020 adalah tahun yang kuat untuk bisnis kami walaupun penuh tantangan dalam masa pandemi. Kami meningkatkan total pelanggan sebesar 25% dan pelanggan baru ini akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan pada tahun 2021 dan seterusnya," kata Presiden Direktur dan CEO Link Net, Marlo Budiman.
Proyek migrasi ini, tutur dia berjalan sesuai jadwal, memiliki pendanaan yang cukup, berada di bawah anggaran dan setelah selesai pada pertengahan tahun 2022, biaya sewa rental akan hilang dan akan meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan perusahaan.
"Kami melihat pertumbuhan pendapatan yang positif pada unit bisnis di kota-kota di luar Jakarta dan kami berharap hal ini akan terus berlanjut hingga tahun 2021 dan seterusnya. Saya menantikan kesempatan lainnya untuk melaporkan kesuksesan kami selama tahun 2021,"tandas dia.
(dna/dna)