Jakarta -
Masuknya ratusan warga negara China ke Indonesia di tengah larangan mudik Lebaran menjadi sorotan publik. Mereka dikabarkan bekerja di proyek strategis nasional.
Dari catatan detikcom, sudah ada tiga kloter WN China yang sudah tiba di Indonesia. Pertama yakni sebanyak 85 WN China dan 3 WNI yang tiba pada Selasa (4/5/2021) pukul 14.55 WIB di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta.
Kemudian kloter kedua ada 46 WN China kembali masuk ke Indonesia yakni pada Kamis (6/5/2021). Setibanya di RI, 46 WN China ini langsung menjalani isolasi. Selanjutnya kloter ketiga tiba lagi sebanyak 160 WN China. Mereka tiba pada Sabtu (8/5) pukul 05.00 WIB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kritikan pun mengalir deras dari berbagai pihak. Menanggapi heboh WN China tersebut, pihak Kemenko Kemaritiman dan Investasi pun buka suara.
Juru Bicara (Jubir) Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, JodiMahardi mengingatkan jangan terlalu mempermasalahkan masuknya investasi asing karena motif politik, bila hal itu dilakukan investor bisa hengkang.
"Kalau kita suka mempermasalahkan investasi asing karena motif politik, jangan menyesal kalau nanti para investor hengkang," ungkap Jodi kepada detikcom, Sabtu (8/5/2021).
Jodi menjelaskan penempatan warga negara China untuk bekerja di PSN ini sesuai dengan investor proyek itu sendiri. Misalnya ada PSN yang investornya dari negeri China, maka wajar saja tenaga kerja asing asal China ditarik untuk menyelesaikan proyeknya.
"Kalau soal TKA mana yang bekerja di PSN tertentu tergantung dari investornya. Kalau investornya dari China ya wajar saja mereka bawa TKA skill tertentu untuk penyelesaian proyeknya," tutur Jodi.
Yang terpenting menurutnya, pengerjaan proyek itu juga dikombinasikan dengan tenaga kerja lokal. "Selama itu dikombinasikan dengan tenaga lokal dan komposisinya diatur sesuai peraturan yang berlaku di negara kita," tutur Jodi.
Heboh soal WN China masuk Indonesia sebenarnya bukan cuma sekali. Sebelumnya, tahun lalu, rencana 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China yang akan bekerja di pabrik pemurnian alias smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) jadi polemik.
Langsung klik halaman berikutnya.
PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel dilaporkan telah mendapatkan izin mendatangkan ratusan pekerja ini pada 22 April 2020. Namun rencana ini ditolak habis-habisan oleh pemerintah daerah setempat. Akhirnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunda rencana kedatangan 500 TKA dari
China. Penundaan dilakukan hingga keadaan normal dan dinyatakan aman.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah disebut telah menginstruksikan kepada Plt Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Aris Wahyudi untuk memerintahkan PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel di Konawe menunda kedatangan ratusan TKA dari China.
Masalah ini pun berjalan berbulan-bulan, hingga akhirnya berangsur-angsur tenaga kerja asing ini mulai masuk di bulan Juli. Menteri Ketenagkerjaan (Menaker) Ida Fauziyah memaparkan sejumlah alasan diizinkannya mereka bekerja di Indonesia.
Alasan pertama, masuknya mereka akan membantu ribuan tenaga kerja lokal terserap oleh perusahaan yang membutuhkan di sana.
"Jadi tenaga kerja (TKA) yang akan datang direncanakan masuk 500 orang. Dengan mereka (TKA) bisa mengoperasikan perusahaan yang dibangun, maka akan bisa menyerap 5.000 tenaga kerja lokal, bukan 5.000 TKA," kata Ida disela-sela rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Kedua, sudah ada nota kesepahaman antara perusahaan dengan Pemkab Konawe untuk merekrut tenaga kerja lokal secara bertahap. TKA sebanyak 500 orang itu telah dikoordinasikan dengan Forkopimda, Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara dan kabupaten/kota.
Ketiga, dia berharap banyak tenaga kerja lokal terserap di berbagai daerah di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab, jutaan pekerja telah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan akibat merebaknya virus Corona.
Alasan keempat, kedatangan para TKA ke Konawe karena keahlian mereka dibutuhkan oleh sejumlah perusahaan di sana.
"Alasan pemerintah menyetujui masuknya TKA China tersebut karena keahliannya dibutuhkan oleh dua perusahaan yang ada di Konawe. Kita minta juga ada tenaga kerja lokal yang akan mendampingi mereka, agar terjadi transfer of knowledge. Pada akhirnya tenaga kerja lokal kita sudah bisa memahami teknologinya, maka operasional selanjutnya akan diserahkan kepada tenaga kerja lokal kita," tambahnya.
Langsung klik halaman berikutnya soal komentar Menko Luhut Pandjaitan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, kehadiran 500 TKA asal negeri Tirai Bambu ini bisa menciptakan 5.000 lapangan kerja baru, bahkan bisa menciptakan tenaga ahli.
"Semua hanya bicara tenaga kerja asing, kemarin datang 500 TKA China. Anda tahu 500 ini ciptakan 5.000 tenaga kerja ahli, bukan tukang pacul," kata Luhut dalam acara bincang Investasi di Tengah Pandemi secara virtual, Sabtu (25/7/2020).
Menurut Luhut, kehadiran 500 TKA China ini sejalan dengan pengembangan proyek hilirisasi di Indonesia. Hilirisasi dikembangkan lantaran Indonesia memiliki cadangan nikel ore terbesar dan terbaik di dunia.
Potensi ini akan dikembangkan agar Indonesia memiliki peran paling tinggi ke depannya atas produk-produk yang berasal dari nikel ore, salah satu yang dikebut adalah lithium baterai untuk mobil listrik.