Heboh TKA China 'Serbu' RI, Intip Nih Gajinya

Heboh TKA China 'Serbu' RI, Intip Nih Gajinya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 12 Mei 2021 17:33 WIB
Sebanyak 41 TKA asal China tiba di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Jumat (11/9). Kedatangan mereka untuk bekerja di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Foto: ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS
Jakarta -

Warga negara (WN) China berbondong-bondong masuk Indonesia. Kabarnya mereka adalah tenaga kerja di beberapa proyek strategis nasional (PSN).

Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, kemungkinan para WN China tadi bakal bekerja untuk proyek smelter atau pembangkit listrik atau industri.

Akan tetapi, Wahyu enggan merinci lebih lanjut terkait banyak WN China yang terlibat di masing-masing proyek itu. Sebab, data terkait kebutuhan WN China di PSN ada di masing-masing kementerian yang menangani proyek tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada di beberapa proyek smelter atau pembangkit listrik atau industri juga yang menggunakan tenaga WNA dalam pembangunannya. Silahkan, ditanyakan ke masing-masing Kementerian yang membawahi proyek-proyek tersebut," ujar Wahyu kepada detikcom, Sabtu (8/5/2021).

Bekerja jauh dari tanah kelahirannya, berapa gaji TKA China yang bekerja di Indonesia? Buruan klik halaman berikutnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan detikcom sebelumnya, pejabat di Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Wang Liping yang menjabat Konselor Bidang Ekonomi dan Bisnis pernah menjelaskan tahun lalu soal gaji para pekerja China. Umumnya mereka mendapatkan upah US$ 30 ribu per tahun.

Upah sebesar itu ditambah dengan biaya penerbangan dan akomodasi yang dibebankan kepada perusahaan..

"Seorang pekerja terampil Tiongkok pada umumnya dibayar US$ 30 ribu per tahun, ditambah biaya penerbangan internasional dan akomodasi yang wajib ditanggung oleh perusahaan," ungkap Wang dalam keterangannya, Selasa (2/6/2020).

Menurut Wang, sebetulnya perusahaan China menggaji karyawannya sesuai dengan kompetensi pekerja itu sendiri, dilihat dari kontribusi dan produktivitasnya juga. Dia menegaskan dalam menentukan upah, perusahaan China di Indonesia tidak melihat latar belakang kebangsaan.

Lebih lanjut, Wang menyebutkan ada juga pekerja Indonesia yang sudah menjadi beberapa ahli teknis mendapat gaji jauh lebih besar dibanding pekerja Tiongkok.

"Pertama perusahaan Tiongkok sama seperti semua perusahaan dunia, mereka menaikkan gaji karena kontribusi dan produktivitas pekerja, tidak ada kaitan soal kebangsaan. Ahli teknis Indonesia pun mendapat gaji lebih besar daripada pekerja Tiongkok biasa," ujar Wang.

Wang menjelaskan, di lapangan, pekerja China kebanyakan merupakan pekerja dengan kompetensi tinggi makanya mendapatkan gaji besar. Sementara pekerja lokal, cuma pekerja biasa.

Pekerja lokal pun tak perlu khawatir, menurutnya pekerja China akan melakukan transfer tekonologi saat bekerja di sini, sehingga pekerja lokal bisa mendapatkan keterampilan tambahan. Ujungnya, pekerja lokal bisa juga mendapatkan gaji yang besar sesuai kompetensinya.

"Dengan upaya transfer teknologi, pekerja Indonesia akan mendapat keterampilan kuat dan bisa mendapat gaji lebih besar," sebut Wang.

Wang juga mengklaim sebetulnya semua perusahaan China di Indonesia mencoba terlebih dahulu untuk mencari pekerja lokal pada tiap proyek kerja sama. Hanya saja kalau tidak bisa mendapatkan tenaga kerja yang kompetensinya cukup, maka perusahaan akan menarik tenaga kerja langsung dari China.

Terakhir, Wang mengatakan bahwa pekerja-pekerja China oni juga tidak selamanya kerja di Indonesia. Bahkan kontrak yang diberikan juga cenderung pendek, saat tugasnya selesai mereka akan langsung kembali ke negaranya.


Hide Ads