Jokowi Minta Sultan HB X Genjot Ekonomi Yogyakarta Tembus 7%

Jokowi Minta Sultan HB X Genjot Ekonomi Yogyakarta Tembus 7%

Heri Susanto - detikFinance
Senin, 17 Mei 2021 19:30 WIB
Jokowi Sebut Bipang Ambawang Sebagai Oleh-oleh Lebaran, Apa Itu Bipang?
Jokowi/Foto: detikvisual/iStock
Yogyakarta -

Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama empat bulan pertama 2021 atau kuartal pertama mengalami pertumbuhan ekonomi. Yogyakarta masuk dalam 10 besar provinsi di Indonesia yang mengalami pertumbuhan.

Oleh karena itu, dalam Rapat Koordinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, Jokowi meminta kuartal kedua tumbuh menjadi tujuh persen. Ini untuk mengangkat pertumbuhan nasional yang masih minus 0,29 persen.

"Kalau nasional bilangan pembaginya 34. Jadi, kami diminta menaikkan dari 6,14 persen menjadi tujuh persen," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X usai rapat koordinasi dengan Presiden Jokowi secara virtual, di Komplek Kepatihan, Kemantren Danurejan, Yogyakarta, Senin (17/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sultan menjelaskan, jika Yogyakarta bisa tumbuh mencapai tujuh persen, angka pertumbuhan nasional juga bisa ikut terkerek naik. Sebab, jumlah untuk dibagi 34 menjadi naik.

"Kalau dibandingkan dengan angka kuartal terakhir 2020, tumbuh 0,9 persen. Karena saat itu, minus dua persen," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sultan menegaskan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi tersebut, harus dibarengi dengan penurunan penularan. Sebab, ekonomi bergerak karena penularan mengalami penurunan.

"Semoga tidak ada penularan-penularan baru," katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan untuk mengerek angka pertumbuhan ekonomi, pihaknya akan melihat dari perkembangan penularan COVID-19 setelah libur Lebaran. Nantinya, dari evaluasi tersebut akan terlihat pergerakan grafik Covid-19 di DIY.

"Tentunya nanti kebijakan akan menyesuaikan. Harapannya pasti COVID-19 ini bisa dikendalikan, sehingga ekonomi juga bisa tumbuh," jelasnya.

Apalagi selama libur Lebaran ini, salah satu pilar ekonomi di Yogyakarta yaitu pariwisata terutama perhotelan turun tajam. Angka keterisian kamar selama libur Lebaran hanya tujuh persen baik hotel non bintang maupun bintang.

"Itu sudah tertolong dengan program ASN (aparatur sipil negara) staycation mencapai tujuh persen. Tahun lalu masih 20 persen sampai 25 persen tingkat keterisian kamarnya," kata Ketua Parhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Eryono Pranowo, dihubungi wartawan Senin (17/5/2021).

(hns/hns)

Hide Ads