Ajakan Luhut Work From Bali dan Bahaya Penyebaran COVID-19

Ajakan Luhut Work From Bali dan Bahaya Penyebaran COVID-19

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 19 Mei 2021 17:35 WIB
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar (Andika-detikcom)
Foto: Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar (Andika-detikcom)
Jakarta -

Program Work From Bali dirancang pemerintah untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi Pulau Bali. Hal ini dicetuskan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Nantinya, para pegawai di 7 Kementerian di bawah koordinasi Kemenkomarves akan bekerja langsung di Pulau Bali. Saat ini, program vaksinasi sedang digenjot untuk bisa memberikan kenyamanan bagi mereka yang mau Work From Bali.

Namun, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal justru khawatir kebijakan ini malah membuat penyebaran COVID-19 jadi tinggi di Bali. Dia meminta pemerintah sangat hati-hati untuk melakukan kebijakan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Catatan dari saya, perlu berhati-hati soal dampaknya terhadap penyebaran pandemi. Terutama kalau yang datang berasal dari daerah-daerah yang tingkat pandemi masih tinggi, atau justru terjangkit dalam perjalanan ke Bali," ungkap Faisal kepada detikcom, Rabu (19/5/2021).

Dia mengungkapkan ada suatu negara kepulauan bernama Seychelles di timur Benua Afrika yang terburu-buru membuka akses untuk wisatawan justru malah menimbulkan gelombang kedua COVID-19. Faisal menilai kisah negara itu mirip dengan Pulau Bali.

ADVERTISEMENT

Maksudnya, negara itu sangat bergantung dengan pariwisata, saat pandemi kunjungan pun menurun dan membuat ekonominya terkontraksi. Namun, pemerintah negara itu langsung mengejar vaksinasi mencapai 70% untuk kembali membuka akses wisata. Naas, justru gelombang kedua COVID-19 yang didapatkan negara tersebut.

"Sudah ada contoh negara lain Seychelles yang juga bergantung pada sektor pariwisata, dan karena COVID ekonominya mengalami kontraksi dalam. Lalu pemerintahnya mengejar vaksinasi hingga mencapai 70% dari total penduduk, untuk kemudian bisa membuka kembali bisnis pariwisatanya untuk wisatawan," ujar Faisal.

"Yang terjadi sekarang negara tersebut malah mengalami gelombang COVID yang kedua yang sangat besar," ungkapnya.

Berkaca dari Seychelles, Faisal meminta pemerintah berhati-hati dalam membuka akses besar-besaran ke Bali, salah satunya dengan program Work From Bali ini. Bahkan, vaksinasi besar-besaran pun tak menjamin menekan penyebaran COVID-19.

"Artinya, vaksinasi pun belum tentu menjamin tidak akan terjadi penyebaran pandemi susulan. Maka dari itu kehati-hatian harus dijaga, penanggulangan pandemi di daerah tersebut harus dijamin sudah bagus," ujar Faisal.

Di sisi lain wacana Work From Bali dinilai tidak sejalan dengan upaya pemerintah mendorong masyarakat kerja dari rumah demi menekan penyebaran COVID-19. Hal itu diungkapkan oleh ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira.

"Wacana pegawai Work From Bali ini tidak sejalan dengan upaya pemerintah lakukan WFH demi kurangi penyebaran COVID-19, dan optimalkan digitalisasi di tempat kerja. Kan yang semangat pegawai bisa lakukan WFH dari awal pemerintah juga, rapat bisa pakai zoom," ungkap Bhima.

Bhima menilai kalau memang bisa berkerja di rumah, buat apa buang dana untuk membiayai pegawai kerja di tempat wisata. "Kok sekarang buang dana dengan rapat di tempat wisata," ungkapnya.


Hide Ads