Hasil Polling: Banyak yang Tidak Setuju Ajakan Luhut Work From Bali

Hasil Polling: Banyak yang Tidak Setuju Ajakan Luhut Work From Bali

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 22 Mei 2021 10:23 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menggencarkan program Work From Bali untuk kementerian di bawah koordinasinya. Maksudnya, pegawai kementerian akan melakukan pekerjaannya dari Pulau Bali.

Hal ini dinilai Luhut dapat membantu mengoptimalkan pemulihan pariwisata di Bali. Khususnya untuk mendorong keterisian hotel di Bali.

Pihak Luhut pun sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dukungan penyediaan akomodasi pada kawasan The Nusa Dua Bali, Selasa (18/5/2021) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom menggelar polling untuk mengetahui pendapat pembaca terkait kebijakan Luhut ini. Hasilnya, sebanyak 39 orang menyatakan tidak setuju dengan Luhut yang mengajak Work From Bali untuk kementerian di bawah koordinasinya dan sisanya sebanyak 11 orang setuju dengan ide program itu.

Terlihat dari hasil polling tersebut, lebih banyak orang yang protes dengan ide Luhut. Lalu, apa saja kira-kira yang menjadi alasan dari penolakan tersebut?

ADVERTISEMENT

Sebagian besar yang menyatakan ketidaksetujuannya menilai ide Luhut tadi hanya program buang-buang anggaran. Padahal, banyak hal-hal lain yang perlu ditangani selain memulihkan pariwisata dengan cara work from Bali tersebut.

"Masih banyak anggaran diperlukan untuk keperluan lain. Ide luhut sama sekali tidak urgent," tulis Ai Ichsan.

"Lg defisit APBN, total hutang makin besar, kok malah bikin kebijakan yg kayak gini," kata Novian Dinata.

Bahkan ada yang mencurigai program work from Bali tadi tak murni untuk bekerja melainkan lebih kepada tujuan piknik.

"MAU KERJA APA PIKNIK !!!! Masih mending klo ke Balinya pake duit sendiri. Kami yakin ini sih pasti DIBAYARIN," ujar Pikiran Harus Positif.

Beberapa peserta polling lainnya yang tidak setuju menyarankan beberapa opsi lain selain work from Bali.

"Tidak ada faedahnya dan membuang buang uang...lebih baik bekerja atau berkantor di mana domisili karyawannya..bagaimana supaya pandemi segera berlalu dan dana tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan tersebut," tulis Fierdaoes.

Bagaimana pandangan pembaca yang setuju? klik halaman berikutnya.

Pembaca lain menyarankan agar dibuarkan saja visa 6 bulan untuk turis asing tinggal di Bali, bila memang tujuannya untuk meningkatkan lagi pariwisata Bali.

"Bisa gak sih jangan pake APBN. solusinya ? buka aja visa 6 bulan turis asing buat tinggal di bali, org luar pasti tertarik karena menurut merek bali murah since mata uang kita yg lemah dan banyak hotel yang ngasih diskon harga corona. Ntar turis yang boleh masuk ke Bali cuma yg udh divaksin aja (paspor vaksin). supaya gaada kecemburuan dengan org indo yg dilarang mudik, ya mereka ya udh divaksin (pake sertifikat vaksin) dibolehin juga buat mudik. Ini juga bisa meningkatkan org yang mau divaksin karena kalau gadivaksin mereka gaboleh mudik. Uang APBN cukup dipake buat Bansos. vaksin gratis (gaperlu vaksin gotong oyong, sama billing rs org yg kena covid)," tutur Andri Priyoga.

Sebagian besar lainnya menyarankan agar pemerintah bisa fokus pada penanganan pandemi COVID-19 dan kesehatan lebih dulu.

Di sisi lain, peserta polling yang setuju punya pandangan berbeda. Salah serorang peserta polling menilai Bali saat ini memang butuh bantuan dari negara untuk bisa bangkit lagi, dan opsi work from Bali tersebut dianggap bisa membantu.

"Pariwisata Bali sudah banyak memberi bagi Indonesia..saat ini mereka butuh Indonesia..you'll never walk alone," tulis Dengkul28.

Pembaca lainnya juga berpandangan serupa. Menurutnya membantu pariwisata pada akhirnya juga membantu bangkitnya maskapai.

"Membantu bangkitnya pariwisata dan sekalian kerja sambil liburan ( setelah lebih dari 15 bulan tidak liburan keluar Jakarta ). Ini juga kan membantu airliner. Kapan lagi dapat akomodasi murah di Bali?" imbuh Cah Bagus.

Lalu, ada juga yang berpandangan ide ini bagus demi percepatan digitalisasi, yang mana bekerja tidak harus datang ke kantor lagi, bisa dilakukan di mana saja.

"Setuju. Era 4.0 sekarang kerja bisa dimana aja alias Digital Nomad. Asal di Bali disediakan co-working space dan internet yg stabil. Hitung2 bantu ekonomi saudara2 di Bali sekitar," kata Adhi Pradono.

Kalau Anda termasuk yang setuju atau tidak setuju?


Hide Ads