Sering Bikin Kurir Kena Semprot, Apa Sih Sebenarnya COD?

Liputan Khusus COD

Sering Bikin Kurir Kena Semprot, Apa Sih Sebenarnya COD?

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 23 Mei 2021 05:30 WIB
Istilah Belanja Online
Foto: Istilah Belanja Online (Denny Pratama/detikcom)
Jakarta -

Belakangan ini banyak video viral kurir yang mengantar barang belanja online disemprot oleh pembeli. Mulai dari yang memaki-maki sampai adanya yang mengeluarkan pistol.

Semua video yang viral itu merupakan aktivitas belanja online di e-commerce yang menggunakan mekanisme Cash On Delivery (COD). Lalu apa sih sebenarnya COD?

Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga menjelaskan COD secara harfiah adalah pembayaran tunai yang dilakukan ketika barang sudah diantar. Artinya pembeli memang harus membayar setelah barang sudah diantar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pembayaran tunai ketika barang diantar. Cuma perlu dipahami mekanismenya. Jadi kurir itu kan memang tugasnya hanya mengantarkan barang dan secara pakemnya barang itu mau itu dalam kondisi apapun, selama packaging-nya baik saat diterima, itu harus diterima dulu sama konsumen. Lalu dilakukan pembayaran. Karena cash on delivery, bukan cash ketika saat dipakai," terangnya saat berbincang dengan detikcom.

Bima melanjutkan, dalam pengertian itu, kurir sebagai logistik partner hanya memahami mekanisme bahwa mereka mengantar barang dengan bungkusan paket yang masih terjaga hingga ke pembeli. Jika tugas mereka itu sudah dilakukan, maka mereka mereka harus menerima pembayarannya.

ADVERTISEMENT

"Jadi pembayarannya memang harus dilakukan ketika barang diterima konsumen. Jadi selama packaging luarnya memang masih rapih, karena sudah bisa dipastikan kurir tidak melakukan apapun, tidak menyentuh bagian dalamnya, itu tetap harus dilakukan pembayaran," tuturnya.

Ketika barang yang diterima ternyata tidak sesuai, Bima menegaskan bahwa ada mekanisme yang bisa dilakukan. Caranya dengan tidak mengkonfirmasi pesanan telah selesai, atau di beberapa aplikasi e-commerce biasanya ada pilihan bahwa barang itu tidak sesuai.

Setelah itu dilakukan, maka pihak e-commerce tidak akan mengirim uang dari pembeli itu ke penjual. Lalu pembeli dan penjual diharuskan berdiskusi untuk menentukan jalan keluar yang disepakati bersama.

"Nanti mereka bisa berdiskusi, apakah barangnya diganti atau uangnya dikembalikan. Itu ada opsinya," tambahnya.

Bima menjelaskan pada dasarnya mekanisme COD disediakan oleh para e-commerce untuk mengakomodasi masyarakat Indonesia yang masih takut berbelanja online. Tujuannya agar mereka merasa nyaman jika bisa membayar saat barang sampai di tangan.

"Kita tahu lah penduduk Indonesia itu ada yang sudah familiar dengan perbankan ada juga yang belum. Lalu ada juga yang parno, nanti sudah bayar barangnya nggak dikirim. Nah itu memfasilitasi sebenarnya bagian-bagian itu," katanya.

lanjut ke halaman berikutnya

Pakar Marketing, Yuswohady mengatakan, secara normatif memang COD diartikan membeli barang dengan pembayaran yang dilakukan saat barang tersebut diterima. Sebelumnya sistem COD tersebut dilakukan dalam hal direct marketing.

"Kalau dulu COD populer konteksnya direct marketing, artinya dikirim. Jadi bukan melalui channel tapi dikirim langsung. Nah bayarnya setelah diterima. Pengertian umumnya adalah dia membayar barang itu, karena nggak bisa ketemu maka dikirim dulu, bayarnya pada saat diterima," terangnya.

Dalam direct marketing, sistem pembelian COD dilakukan setelah pembeli dan penjual mencapai kesepakatan. Artinya pembeli sudah memastikan bahwa barang yang akan dibeli sesuai dengan keinginannya.

Menurut Yuswohady penggunaan mekanisme COD dalam bertransaksi tidak menimbulkan gesekan karena pihak yang terlibat hanya pembeli dan penjual. Sehingga ketika barang yang diterima tidak sesuai, pembeli bisa mengkonfirmasi langsung ke penjual saat bertemu.

Nah untuk sistem COD di marketplace saat ini melibatkan perusahaan logistik sebagai kurir untuk mengantar barangnya. Sementara kurir hanya bertugas untuk mengirim barang tersebut dan memastikan paketnya tidak rusak.

"Online shopping ini yang ngirim kan kurir, bukan yang punya produk. Dia nggak ngerti produk itu. Jadi kalau ditanya ya pasti tidak tahu. Maka seharusnya tanya-tanya produk dilakukan pada saat dia pesan," tutupnya.



Simak Video "Anti Ribut-ribut Belanja Online"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads