Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 7,1-8,3% pada kuartal II-2021. Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI.
Agenda raker siang ini mengenai perkembangan COVID-19, perkembangan APBN, perkembangan PEN, insentif pajak dalam menanggulangi dampak COVID-19, dan evaluasi dan reformasi hubungan keuangan pusat dan daerah (HKPD).
"Proyeksi kita, Kementerian Keuangan di kuartal II antara 7,1% sampai 8,3%," kata Sri Mulyani, Senin (24/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021, dikatakan Sri Mulyani karena berbagai indikator ekonomi nasional maupun dunia sudah mulai membaik. Sebagai salah satu contoh harga minyak dan komoditas yang berdampak positif terhadap setoran negara.
Lalu, adanya perbaikan PMI manufaktur global yang sudah di level 55,8 dan Indonesia berada di 54,6 atau lebih baik dibandingkan April 53,2.
Pertumbuhan ekonomi sampai 8,3%, dikatakan Sri Mulyani didukung oleh komponen pengeluaran yang berkontribusi besar terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB). Seperti konsumsi rumah tangga berada di level 6% sampai 6,8%, konsumsi pemerintah di rentang 8,1% sampai 9,7%.
Selanjutnya investasi atau PMTB diharapkan tumbuh antara 9,4-11,1%. Sementara ekspor tumbuh antara 14,9% sampai 19,7%, dan impor tumbuh 13% sampai 19,7% pada kuartal II.
"Untuk keseluruhan tahun akan lebih modest karena COVID-19, kita harap kuartal III dan kuartal IV masih terakselerasi," ungkapnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7% pada kuartal II.
"Kuartal kedua berarti April,Mei, Juni target kita kurang lebih 7%," ujar Jokowi dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).
Simak video 'Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,8% Tahun 2022':