Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti buka suara mengenai dugaan kebocoran 279 juta data peserta. Menurutnya, dugaan kebocoran yang disandingkan pada data BPJS Kesehatan belum tentu benar.
Dia mengakui memang data 279 juta orang Indonesia yang tersebar dan dijual di internet memiliki kemiripan dengan data milik BPJS Kesehatan. Namun, menurutnya hal itu belum terbukti. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil investigasi.
"Sebetulnya itu yang ditawarkan benar punya BPJS atau bukan? Itu kami belum tahu. Apa itu mirip? Iya. Tapi, datanya belum tahu, itu sedang diinvestigasi," kata Ali Ghufron dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (25/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Sabtu 22 Mei yang lalu, dia mengatakan BPJS Kesehatan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sedang melakukan investigasi mendalam soal data yang tersebar di internet.
"Sabtu 22 Mei, kami dengan BSSN dan tim security operation system melakukan penelusuran melalui digital forensik. Tapi kami ini belum selesai, jadi kami belum tahu ada kebocoran atau tidak, tapi sudah ramai kalau ini bocor," ungkap Ali Ghufron.
Di sisi lain, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder soal kejadian dugaan kebocoran data ini. Pihaknya sudah melapor ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menjelaskan kronologi yang telah terjadi.
Selain itu, pihaknya saat ini sudah melakukan penutupan data internal sebagai langkah preventif selama investigasi mendalam berlangsung. Pihaknya, juga menghentikan semua kerja sama terkait pertukaran data BPJS Kesehatan.
"Lalu kita sudah lapor dan koordinasi dengan Kominfo, kita lihat mereka juga langsung tutup beberapa situs raid forum," kata Ali Ghufron.
Lanjut ke halaman berikutnya untuk tahu lebih lanjut pernyataan bos BPJS Kesehatan.