Kontroversi Penunjukan Abdee Slank Jadi Komisaris BUMN

Kontroversi Penunjukan Abdee Slank Jadi Komisaris BUMN

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 31 Mei 2021 05:30 WIB
Aksi Panggung Abdee Slank saat konser May Day di Jakarta. Abdee Negara atau yang akrab disapa Abdee Slank didapuk menjadi komisaris Telkom.
Foto: Rachman Haryanto

Merespons hal itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, kriteria pemilihan komisaris jelas. Dia menjelaskan, Telkom ialah perusahaan telekomunikasi yang selama ini bertumpu pada infrastruktur. Ke depan, Telkom akan bertransformasi ke digital.

Menurutnya, dalam transformasi ini dibutuhkan orang-orang yang punya pengalaman khususnya di konten digital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sanalah kita butuh orang-orang seperti di komisaris yang memang punya pengalaman khususnya untuk digital khususnya konten digital. Dan kita tahu Abdee ini, Abdi Negara orang yang memang sudah punya pengalaman khususnya di bidang musik digital dan itu salah satu pemahaman Abdee untuk terutama digital konten. Hal inilah yang kita butuhkan juga," katanya kepada detikcom.

Arya mengatakan, tahun lalu pemerintah sudah mengangkat Muhammad Fajrin Rasyid yakni pendiri Bukalapak sebagai Direktur Digital Business di Telkom dalam rangka transformasi itu. Maka itu, pihaknya juga menunjuk Abdee dalam bagian transformasi. Arya bilang, selain musisi, Abdee juga memiliki pengalaman di bidang manajemen karena ia memimpin dan menjadi komisaris di sejumlah perusahaan.

ADVERTISEMENT

"Soal manajemen dia juga adalah orang yang banyak bermain dalam tataran manajemen di bidang seni, jadi bukan sekadar seni, tapi juga manajemen seni. Dia (Abdee Slank) paham betul dan dia memimpin beberapa perusahaan, komisaris beberapa perusahaan juga," katanya.

Arya pun sekaligus menepis pernyataan Said Didu bahwa dirinya rangkap jabatan. Dia menjelaskan, dalam Peraturan Menteri BUMN terbaru tidak diperbolehkan rangkap jabatan di dua BUMN. Jadi, jabatannya sebagai komisaris di PT Inalum (Persero) otomatis lepas seiring dengan ditunjuknya sebagai komisaris Telkom.

"Dengan sendirinya ketika saya diangkat di komisaris yang satu, maka komisaris yang sebelumnya otomatis tidak lagi saya pegang. Makanya otomatis tidak pegang komisaris di Inalum. Nanti administrasinya menyusul. Tapi secara tugas dan tanggung jawab serta hak juga akan hilang dengan sendirinya BUMN di salah satu BUMN sebelumnya. Dan itu sudah berlaku di beberapa komisaris sebelumnya sudah ada seperti itu," paparnya.

Ia pun juga menyoroti soal Said Didu yang ditunjuk sebagai Sekretaris Kementerian BUMN. Menurut Arya, meski latar belakangnya berbeda buktinya Said bisa menjalankan tugas di Kementerian BUMN.

"Jadi soal kompeten dan sebagainya, Mas Said Didu kan dulu kan dari BPPT tiba-tiba jadi Sesmen Kementerian BUMN. Itu kan hal yang berbeda juga, ko bisa pindah dari BPPT yang penelitian, tiba-tiba Sesmen BUMN yang mengurusi BUMN-BUMN. Tapi kan toh akhirnya bisa juga beliau. Artinya beliau melihat dirinya juga, dulu juga mungkin orang meragukan juga apa nih kemampuan Said Didu tapi akhirnya terbukti mampu juga jadi Sesmen," terangnya


(acd/fdl)

Hide Ads