Diterpa Badai, Industri Ritel Berguguran, Ini 3 Faktanya

Diterpa Badai, Industri Ritel Berguguran, Ini 3 Faktanya

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 31 Mei 2021 18:00 WIB
Ritel Gulung Tikar
Foto: Ritel Gulung Tikar (Tim Infografis Fuad Hasim)
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) menjadi ujian berat bagi industri ritel. Di situasi sulit tersebut, seluruh gerai Giant pun diputuskan untuk ditutup. Gugurnya bisnis ritel pun diramal masih akan berlanjut. Berikut fakta-faktanya.

1. Ritel Melakukan Penyesuaian

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menilai tumbangnya ritel lebih dikarenakan pebisnis ritel ingin melakukan penyesuaian model bisnis.

"Saya pikir iya ya, akan terjadi beberapa penyesuaian, saya menyebutnya lebih ke penyesuaian," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (31/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka bukan hal aneh bila manajemen memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant untuk diubah menjadi bisnis yang dianggap lebih potensial. Dalam hal ini pemilik Giant ingin memperbanyak gerai Hero dan IKEA.

"Semata-mata kalau bisnis seperti Giant itu pasti bisnisnya nggak menguntungkan pada saat ini. Nah, sehingga dia melihat ada peluang lain di dalam bisnis grup yang dia miliki ya sehingga dia mengubah bisnisnya dengan bisnis yang menurut dia lebih banyak peluang," tambahnya.

ADVERTISEMENT

2. Daya Beli Belum Pulih

Dia menjelaskan, berkurangnya pengunjung di pusat perbelanjaan telah mempengaruhi tenant-tenant yang ada di dalamnya. Meskipun pemerintah sudah memberikan kesempatan untuk membuka pusat perbelanjaan lebih lama dibandingkan sebelumnya, sayangnya masih ada persoalan mendasar yang belum teratasi, yaitu daya beli masyarakat.

"Apakah masyarakat saat ini sudah kembali normal? Jawabannya belum," sebut Solihin.

Bagaimana tidak, setahun lebih pandemi melanda banyak perusahaan yang merumahkan karyawan hingga ada yang gulung tikar.

"Akibatnya apa? ya terjadilah tanda kutip ya orang nggak bekerja, yang seharusnya tadi bekerja menjadi tidak bekerja, atau dia bekerja sekarang waktunya relatif disesuaikan. Nah dengan demikian itu mempengaruhi terhadap suatu penghasilan kan. Penghasilan inilah yang mempengaruhi daya beli masyarakat," ujarnya.

3. Vaksin Jadi Juru Selamat

Suksesnya vaksinasi virus Corona (COVID-19) menjadi juru penyelamat bisnis ritel yang kini berguguran. Sebab, vaksinasi akan meningkatkan kepercayaan konsumen untuk berbelanja.

"Makanya di sini pemerintah secara intensif menggalakkan vaksin, tujuannya apa? suka tidak suka kalau seseorang sudah divaksinasi ada rasa percaya diri," kata Solihin.

Walaupun vaksinasi tidak menjamin 100% seseorang tidak akan tertular virus Corona, dia menjelaskan setidaknya ada keyakinan yang lebih ketimbang sebelum divaksinasi.

"Kita berharap supaya Indonesia bangkit, perekonomian itu masih akan membaik sehingga masyarakat tidak takut lagi beraktivitas setelah divaksin dan lain sebagainya," tambahnya.

Lihat juga Video: Ritel Berguguran, 6 Gerai Giant Dikabarkan akan Tutup

[Gambas:Video 20detik]



(toy/das)

Hide Ads