Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2021 sebesar 0,32% secara month to month atau secara bulanan. Kemudian 1,68% secara tahunan atau year on year.
Data BPS menunjukkan jika angka ini dua kali lipat inflasi periode bulan sebelumnya yang hanya 0,13%. Kemudian inflasi inti tercatat 0,24% dan menyumbang andil ke inflasi umum sebesar 0,16%. Secara tahunan inflasi inti ini juga naik ke 1,37% dibandingkan periode bulan lalu.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, kenaikan angka inflasi ini lebih disebabkan oleh faktor musiman yaitu Ramadhan dan Idul Fitri. Kenaikan harga ini disumbang oleh sekelompok harga yang diatur pemerintah 0,48% dan harga bergejolak alias volatile food sebesar 0,39%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ramadhan dan Lebaran, ini seasonal atau musiman memang di inflasi Mei ini dominan. Komoditas utama yang menyebabkan inflasi ini adalah bahan makanan yang notabene sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terkait puasa maupun hari raya," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: BPS Catat Inflasi Mei 0,32% |
Setianto menjelaskan naiknya angka inflasi ini disebabkan oleh kelompok transportasi angkutan udara, yang memiliki andil ke inflasi umum 0,04%, tarif antarkota dengan andil 0,02%, serta tarif kereta api 0,01%.
Walaupun begitu, dia belum bisa menyimpulkan kenaikan inflasi selama bulan tersebut merupakan tanda bahwa daya beli masyarakat sudah pulih. Sebab, pendapatan masyarakat yang meningkat di bulan lalu juga dipengaruhi faktor musiman, seperti Tunjangan Hari Raya (THR) maupun zakat dan sedekah.
Untuk mengetahui daya beli yang telah pulih seutuhnya atau hanya faktor musiman, perlu dibuktikan di bulan-bulan berikutnya.
"Apakah bulan-bulan ke depan akan terjadi inflasi tinggi lagi, ini perlu kita perhatikan lagi nanti. Ini nanti juga akan memperkuat apakah terjadi pemulihan atau tidak," jelasnya.
Tonton juga Video: Bencana Alam di Berbagai Daerah, Sri Mulyani Waspadai Inflasi