Meski digempur produk fesyen dengan merek atau brand ternama, clothing made in Bandung, UNKL 347 mampu bertahan selama puluhan tahun. Mengagumkannya lagi, brand tersebut didirikan bermodal Rp 50 ribu.
Dendy Darman yang merupakan seorang kreator dan salah satu Founder dari UNKL347, bersama kawan-kawannya tanpa sengaja memulai bisnis clothing. Saat itu mereka hanya sekadar mendesain baju lalu mencetaknya untuk dipakai sendiri. Tapi karena ada orang yang tidak mereka kenal tertarik dengan desain mereka, tumbuh keyakinan untuk menjadikannya ladang bisnis.
"Tadinya kita buat buat kita sendiri, tahunya gua yakin itu bisa jadi bisnis ketika udah ada orang lain yang mau beli dan gua nggak kenal," katanya dalam program dMentor kemarin Rabu (2/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat memulai usahanya, mereka masih berstatus mahasiswa di bidang desain. Dendy dan kawan-kawan membangun usahanya dengan gagasan sederhana, yakni membuat desain sesuai keinginan mereka.
Bagusnya, mereka memiliki visi yang sama. Mulailah mereka memikirkan produk apa yang akan dibuat dengan keahlian desain yang mereka miliki.
"Kita melihat lingkungan kita itu bisa bikin apa sih? Orang-orang sekitar kita itu bisa bikin apa? Nah kebetulan kita di Bandung, Bandung itu mungkin infrastruktur industri pakaian jadinya dari dulu sudah ada dibuat karena banyak brand luar itu buatnya di Bandung. Jadi akhirnya kita manfaatin itu. Sekitar kita itu bisa bikin baju, bisa bikin tas, bisa bikin jaket. Akhirnya usaha aplikasiin gagasan-gagasan kita," tuturnya.
Lalu, mereka melakukan pendekatan dengan para produsen atau pembuat pakaian di kota Bandung, mulai dari yang industri rumahan hingga industri besar. Dimulailah usaha bermodal Rp 50.000 pada 1996 dan mampu bertahan hingga hari ini.
"Jadi 347 modalnya R 50.000 terus BEP-nya (balik modal) itu 1 hari. Sebenarnya sih kita itu dari dulu nggak pernah berencana ini jadi bisnis. Jadi kita itu jalan seorganik mungkin. Jadi bikin ini abis itu jadi 2, dari 2 jadi 3, dari 3 jadi 4," jelas Dendy.
Dengan modal sekecil itu, dia menjelaskan bahwa selama 10 tahun terus memutar pendapatan untuk modal mengembangkan bisnis.
"Hampir 10 tahun lah kita nggak pernah dapat, ibaratnya kita nggak pernah dapat duit lah dari hasil yang kita kerjain. Tapi kita berkembang terus. Kan waktu itu gua masih kuliah, masih bisa kebutuhannya itu cuma kuliah doang. Jadi kita waktu itu akhirnya bagaimana caranya ini terus dikembangin. 10 tahun lah baru kita bisa bilang establish, terus kita bikin badan usahanya segala macam," tambahnya.
(toy/das)