Kapal kargo Singapura yang kecelakaan di lepas pantai Sri Lanka dikhawatirkan memicu terjadinya bencana lingkungan. Kapal kargo X-Press Pearl yang bermuatan bahan kimia itu telah terbakar selama hampir dua minggu sebelum bisa dipadamkan pada pekan ini.
Jika tenggelam, ratusan ton minyak dari tangki bahan bakar kapal bisa bocor ke laut dan menghancurkan kehidupan laut di sekitarnya.
Angkatan Laut Sri Lanka dan India telah bekerja sama selama beberapa hari terakhir dalam upaya memadamkan api dan mencegah kapal kargo itu pecah dan tenggelam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal itu tenggelam. Salvers mencoba untuk menarik kapal ke laut dalam sebelum tenggelam untuk meminimalkan polusi laut, tetapi bagian belakang kapal telah hanyut," kata juru bicara Angkatan Laut Sri Lanka, Kapten Indika Silva, dikutip dari BBC, Rabu (2/6/2021).
Ahli lingkungan, Dr Ajantha Perera mengatakan, tenggelamnya kapal kargo Singapura ini merupakan skenario terburuk.
"Dengan semua barang berbahaya, asam nitrat dan semua hal lainnya, dan minyak di kapal, jika tenggelam pada dasarnya akan menghancurkan seluruh dasar laut," katanya.
Perera mengatakan penyelam seharusnya dikirim untuk memeriksa kapal sebelum ditarik ke laut.
"Masalah lingkungan akan tetap ada di perairan kita sekarang," tambahnya.
Sementara itu Kementerian Perikanan menyebut langkah-langkah darurat dilakukan untuk melindungi laguna Negombo dan sekitarnya. Semua penangkapan ikan dari Pandura ke Negombo telah ditangguhkan.
Kepala serikat nelayan, Joshua Anthony mengatakan tenggelamnya kapal bisa menjadi pukulan telak bagi industri.
"Kami tidak bisa melaut yang artinya kami tidak bisa mencari nafkah," katanya.
Para pejabat Sri Lanka percaya kebakaran kapal kargo Singapura ini disebabkan oleh kebocoran asam nitrat yang telah diketahui oleh para kru sejak 11 Mei. Kapal itu membawa 25 ton asam korosif, yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk dan bahan peledak.