Belakangan ini artis papan atas Indonesia berbondong-bondong terjun untuk mengelola klub sepak bola. Dengan kekayaan dan harta yang mereka miliki, para artis ini mengakuisisi klub sepak bola di Indonesia.
Masuknya para artis ini ke industri sepak bola dinilai mampu menggairahkan industri yang sedang lesu. Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni menyatakan kondisi klub sepak bola memang sedang menyedihkan akhir-akhir ini, apalagi sejak pandemi Corona meradang.
Paling jelas terlihat, banyak klub sepak bola di Indonesia saat ini secara terpaksa melepas para pemain bintangnya dan memilih pemain yang lebih 'terjangkau'. Menurut Kusnaeni, nilai kontrak para pemain yang berlaga saat ini tidak sebesar musim sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi tertekan itu kan terlihat jelas dari nilai kontrak pemain yang sekarang tidak sebesar musim-musim sebelumnya. Beberapa klub bahkan mulai realistis menjual pemain-pemain bintangnya. Mereka memilih pemain yang nilai kontraknya lebih terjangkau," kata pria yang akrab disapa Bung Kus saat dihubungi detikcom, Minggu (6/6/2021).
Bung Kus menyebut pemasukan klub sepak bola cukup besar didapatkan dari tiket setiap pertandingan. Namun, naas sejak pandemi meradang hingga sekarang liga utama tak berjalan, baik Liga 1 maupun Liga 2, pertandingan tak diadakan, pemasukan pun menurun.
"Pemasukan klub dari tiket masuk kan praktis tidak ada saat ini," kata Kusnaeni.
Saat ini paling terpuruk adalah kondisi klub Liga 2, maka dari itu Kusnaeni cukup bersyukur banyak artis yang mau mengelola klub Liga 2. Memang bila diperhatikan, banyak klub yang diakuisisi artis papan atas berasal dari Liga 2.
"Saat ini, klub yang banyak dialih kelola memang dari Liga 2. Sebab memang klub-klub Liga 2 yang paling tertekan," ujar Bung Kus.
Kusnaeni memaparkan kontribusi komersial dan sponsor dari klub Liga 2 sangat kecil. Di sisi lain sebagai klub profesional, suntikan dana pemerintah secara langsung tak lagi diperbolehkan.
"Nilai kontribusi komersial yang mereka dapat sangat kecil. Suntikan dana dari pemerintah daerah tidak diperbolehkan karena mereka klub profesional," ungkap Kusnaeni.
Secara bisnis, Bung Kus menilai selama ini mengelola klub sepakbola memang sebetulnya sangat tidak selalu menguntungkan, apalagi di Liga 2. Namun dirinya yakin para artis yang masuk mengelola klub bola akan membawa perubahan, dengan kemampuan pengelolaan uang maupun banyaknya uang yang dibawa para artis.
"Tapi para pesohor ini orang yang sudah teruji kemampuannya menghasilkan uang. Dan mereka selama ini memakai konsep bisnis yang berbeda dengan para pengelola klub Liga 2. Buat saya, ini menarik. Siapa tahu kita bisa belajar banyak hal baru dari Raffi cs," ujar Bung Kus.
Gading Marten sebelumnya menjadi artis papan atas yang terakhir disebut terjun ke bisnis sepak bola. Dia baru saja mengakuisisi klub Liga 3 Persikota Tangerang.
Deretan artis lainnya, ada Raffi Ahmad yang pertama kali mengakuisisi klub Cilegon FC. Raffi langsung mengubah nama klub tersebut menjadi Rans Cilegon FC, dan melakukan transformasi pada manajemen hingga fasilitas klub.
Kemudian ada juga Kaesang Pangarep, anak Presiden Joko Widodo yang eksis di media sosial juga masuk ke Persis Solo. Ada pula Atta Halilintar yang mengenalkan klub AHHA PS Pati FC.
(hal/das)