Bahlil Bingung Anggaran Menciut, Target Investasi Digas

Bahlil Bingung Anggaran Menciut, Target Investasi Digas

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 08 Jun 2021 16:25 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bingung anggaran institusinya di 2022 menciut dibandingkan 2021, sementara target investasi harus meningkat.

Pagu indikatif Kementerian Investasi untuk tahun depan adalah Rp 711.513.546.000 (Rp 711,5 miliar). Itu terdiri dari program dukungan manajemen sebesar Rp 300,9 miliar dan program penanaman modal Rp 410,6 miliar. Sedangkan anggaran tahun ini Rp 930 triliun.

"Kami jujur saja tadi saya di awal sampaikan bahwa anggaran kita Rp 930 miliar itu target (realisasi investasi) yang dikasih oleh Bapak Presiden Rp 900 triliun," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (8/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara pada tahun depan, target investasi yang harus dikejar Kementerian Investasi adalah Rp 1.100-1.200 triliun dengan anggaran yang lebih kecil dibandingkan tahun ini.

"Begitu (target realisasi investasi) naik Rp 1.100 sampai Rp 1.200 triliun, anggaran kita turun. Jadi ini (waktu) masih badan (BKPM) itu anggaran kita tinggi. Tapi begitu naik (menjadi) kementerian anggarannya diturunkan. Saya juga bingung," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bahlil pun menjelaskan pihaknya diberi pekerjaan untuk menggenjot realisasi investasi karena sektor konsumsi saat ini sedang mandek akibat terganggunya daya beli. Sementara selama ini, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi, disusul dengan investasi.

"Karena grafik konsumsinya sudah agak stuck bahkan cenderung menurun akibat daya beli maka yang dipompa adalah investasi. Jadi investasi kita harus dongkrak, jadi naiknya kurang lebih sekitar 22% sampai 33%," sebut Bahlil.

Lantas dia membeberkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan di 2022, yakni mendorong peringkat kemudahan berusaha (EODB) yang saat ini berada di ranking 73.

Kemudian pencapaian realisasi investasi sebesar Rp 1.100-1.200 triliun, pengembangan OSS yang berbasis risiko sebagai implementasi dari Undang-undang Cipta Kerja, dan fasilitasi relokasi perusahaan asing ke Indonesia.

Selanjutnya pembuatan roadmap hilirisasi investasi yang berbasis pada sumber daya alam untuk sektor-sektor hilir, implementasi satgas percepatan investasi, serta penilaian kinerja PTSP dan percepatan pelaksanaan berusaha pada kementerian/lembaga.

Kemudian melakukan penyusunan peta potensi investasi. Saat ini sudah selesai peta potensi investasi untuk 23 provinsi.

"Yang berikut adalah mendorong investasi besar untuk bermitra dengan UMKM," tambah Bahlil.

Simak juga video 'Jadi Menteri Investasi, Bahlil: Kita Kawinkan Pengusaha Besar-UMKM':

[Gambas:Video 20detik]



(toy/dna)

Hide Ads