Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi besar untuk melakukan ekspor. Karena itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menyelenggarakan Coaching Program for New Exporters (CPNE) untuk membimbing pelaku usaha kecil untuk berkembang dan berorientasi ekspor.
Direktur Eksekutif LPEI D. James Rompas mengungkapkan program CPNE ini adalah pelayanan Jasa Konsultasi LPEI termasuk pelatihan ekspor bagi UMKM rintisan ekspor dan membantu pengusaha UMKM menuju pasar global.
Dia juga menyebutkan LPEI membantu membukakan akses pasar melalui global marketplace dan pameran baik yang dilakukan secara offline maupun virtual, serta melakukan pengembangan community development melalui program Desa Devisa.
Dari kegiatan tersebut, saat ini LPEI telah memiliki lebih dari 2.200 UKM mitra binaan, yang diantaranya terdapat 353 produk UKM telah berhasil diposting di global marketplace, dan menghasilkan 60 eksportir baru, serta mengembangkan 2 Desa Devisa.
"Pencapaian yang kami sampaikan merupakan wujud pelaksanaan mandat LPEI yaitu meningkatkan ekspor nasional, membantu pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kapasitas UKM di daerah agar dapat melakukan kegiatan ekspor dan memasarkan produknya ke pasar global. Selain itu pengembangan kapasitas UKM yang dilakukan melalui kegiatan Jasa Konsultasi LPEI yaitu Program CPNE melalui pelatihan dan pendampingan bagi UKM berorientasi ekspor," kata dia dalam keterangan resmi, Sabtu (12/6/2021).
Baca juga: RI Kejar 30 Juta UMKM Go Digital hingga 2024 |
Dia menjelaskan, program CPNE ini juga memberikan pelatihan dan pendampingan berdurasi satu tahun yang diberikan LPEI kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor yang telah melewati penjaringan dan seleksi.
Modul pelatihan yang diberikan antara lain mengenai tata cara ekspor, penyusunan laporan keuangan, legalitas dan sertifikasi ekspor serta turut dalam kegiatan pameran ekspor.
Pelatihan kali ini diikuti 25 orang pelaku UMKM asal Sumatera Utara yang telah melewati penjaringan dan seleksi oleh LPEI dibantu oleh praktisi ekspor dan pemangku kepentingan. Para peserta juga mengelola usaha yang juga beragam seperti rempah, hasil perkebunan kopi, produk kelapa dan turunannya serta produk makanan minuman.
Setelah mengikuti pelatihan ini, salah satu peserta CPNE pelaku UMKM bergerak di bidang perkebunan (kopi) dari Deli Serdang, Darwis Harahap menyampaikan, "Saya ingin kopi dari Sumatera Utara tidak hanya dikonsumsi di Indonesia atau Medan saja, tetapi bisa dinikmati di luar negeri. Saya tahu bahwa ini tidak mudah tetapi saya yakin kita mampu," jelas dia.
Sementara itu Wakil Gubernur Medan, Musa Rajekshah, mengapresiasi segala bentuk inisiatif untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Medan.
"Pelatihan seperti CPNE sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM yang ada di Medan agar dapat bersaing di pasar global. Mengingat bahwa kita telah memiliki potensi dari sumber daya alam maupun manusia, seharusnya upaya-upaya positif seperti ini harus kita dukung. Karena hasilnya nanti akan kembali ke para pelaku UMKM dan masyarakat Medan," ucap Rajekshah.
Pelatihan CPNE di Medan diharapkan menjadi awal yang baik untuk peningkatan kapasitas dan daya saing pelaku UKM di Wilayah Sumatera Utara, sehingga keinginan para pelaku UMKM untuk bisa ekspor dapat segera terwujud.
Simak Video "Video: APINDO Sebut UMKM RI Masih Keterbatasan Akses Modal"
(kil/das)