3. Target Ekonomi Terancam Meleset
Rendy menyebut kenaikan kasus COVID-19 sudah terjadi sejak akhir Mei hingga memasuki awal Juni. Jika itu terus berlanjut maka pertumbuhan ekonomi bisa meleset dari target.
"Kalau (peningkatan kasus COVID-19) seandainya terjadi berlarut-larut, kalau kita lihat juga kenaikan grafiknya cukup tajam, ini yang saya kira juga makin menguatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi misalnya di kuartal kedua yang ditargetkan pemerintah itu berpotensi akan meleset dari targetnya," kata dia.
Bahkan, sebelum terjadi ledakan kasus COVID-19, pihaknya menganggap target pertumbuhan ekonomi 7-8% dari pemerintah terlalu ketinggian. Pihaknya memperkirakan ekonomi RI hanya tumbuh 4-5% di kuartal II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhima Yudhistira juga meragukan target pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tercapai 8% pada kuartal II.
"Jangan muluk muluk mau 8%, itu namanya pepesan kosong ya harapan semu. Kasihan pengusaha sudah ikut proyeksi pertumbuhan tinggi, tapi masalah utama tahun ini ternyata masih soal kebijakan pemerintah yang kontradiksi. Tempat wisata dibuka terlalu dini, kerumunan akhirnya pasca Lebaran naik lagi kasus COVID-19-nya," jelasnya.
Bhima bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2% pada tahun ini. Sementara pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di rentang 4,5-5,3% pada 2021.
(toy/eds)