Setelah Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera, kini Food Estate bakal dikembangkan juga di Pulau Jawa. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah mengeluarkan arahan terkait perluasan kawasan komoditas strategis sebagai penopang kebutuhan kota-kota besar, utamanya di Pulau Jawa.
Menindaklanjuti arah tersebut, dia pun menginstruksikan seluruh jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura untuk melakukan survei calon lokasi program super prioritas Kementan Food Estate berbasis hortikultura.
"Kita harus bergerak cepat ke lapangan. Sudah ada beberapa kawasan yang cocok untuk digunakan sebagai lokasi penerapan program Food Estate berbasis hortikultura ini. Salah satunya adalah kawasan komoditas strategis bawang merah ramah lingkungan dan juga kawasan tanaman obat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prihasto yakin program ini dapat dilaksanakan dalam waktu dekat, mengingat antusiasme yang tinggi dari para petani dari 2 lokasi yang disurvei, yakni Yogyakarta dan Jawa Barat. Dia menyebut alasan bawang merah dipilih sebagai fokus program Food Estate Berbasis Hortikultura karena komoditas ini punya peluang yang bagus di pasaran.
Selain itu, Doktor Ilmu Tanah dari Universitas Putra Malaysia (UPM) ini juga menilai sebagian petani sudah terbiasa menerapkan budidaya bawang merah ramah lingkungan yang menghasilkan bawang merah GLOWING (Gede, Lebih Original, dan Berwawasan Lingkungan).
"Saat ini petani sudah harus mulai peduli terhadap lingkungan. Rencana pengembangan food estate bawang merah ini juga diarahkan untuk penerapan budidaya ramah lingkungan. Jangan sampai menggunakan pupuk kimia dan pestisida berlebih yang lama-lama bisa merusak kesuburan lahan. Petani harus mulai beralih ke pupuk organik dan pestisida nabati," tandasnya.
Adapun program Food Estate Berbasis Hortikultura rencananya akan dikembangkan di Jawa dan berfokus pada bawang merah seluas 500 hektare dan bawang bombay seluas 50 hektare, dan disertai dengan 20.000 batang kelengkeng kateki sebagai tanaman konservasi. Nantinya pengelolaan Food Estate ini akan turut melibatkan Kementerian/lembaga terkait, karena sistem pertanian terintegrasi yang berskala modern, sehingga seluruh pengelolaannya menggunakan teknologi pertanian termutakhir.
Menurutnya, Kementan akan memberikan pendampingan penuh kepada petani, baik selama budidaya, pascapanen, pengolahan, pembentukan korporasi maupun pemasaran dan ekspor.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur di Kecamatan Sanden, Sumarno mengaku sudah tidak sabar dan ingin program Food Estate berbasis hortikultura dilaksanakan secepatnya. Mewakili petani, dia juga mengapresiasi terobosan pertanian yang dilakukan Kementan. Sebab program FE ini diharapkan akan dapat dirasakan manfaatnya dan meningkatkan pendapatan Petani bawang merah di lahan berpasir.
Selain itu dia juga memuji kinerja Syahrul Yasin dan jajarannya yang selalu hadir dan mau mendengar keluh kesah petani.
"Saya itu sudah bertani bawang dari dulu Mas, tapi hasil masih belum maksimal, tapi mendengar akan adanya program Food Estate dari Kementan, yah saya senang banget Mas, karena tadi Tim Survei Kementan cerita kalau program ini adalah paket lengkap, sampai pemasaran pun kita dikawal, jadi matur nuwun sangat buat pak Menteri dan Dirjen Hortikultura," pungkasnya.
(mul/ara)