Ekonomi AS Mulai Sembuh, Cuma New York Masih Melempem

Ekonomi AS Mulai Sembuh, Cuma New York Masih Melempem

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 24 Jun 2021 08:41 WIB
Times Square, located in Midtown Manhattan is one of the major tourist attractions in New York City
Ilustrasi/Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Ekonomi Amerika Serikat (AS) memang mulai kembali normal. Namun pemulihan itu tidak terjadi merata, beberapa negara bagian ekonominya masih sengsara, terutama New York.

Mengutip CNN, Kamis (24/6/2021), meskipun ekonomi beberapa negara bagian telah sepenuhnya pulih dan bahkan aktivitas ekonominya melampaui sebelum COVID-19, pemulihan ekonomi New York yang paling buruk.

Menurut Back-to-Normal Index, sebuah indeks pemulihan ekonomi yang dibuat oleh CNN Business dan Moody's Analisis, menunjukkan bahwa 93% ekonomi AS secara keseluruhan telah kembali normal pada 18 Juni lalu. Tetapi pemulihan New York hanya di 83%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut indeks tersebut New York bukan satu-satunya negara bagian di bawah angka 90%, meskipun berada di bagian paling bawah daftar tersebut.

Pada 2019, sebelum COVID-19 melanda, New York memiliki ekonomi terkuat ketiga di antara negara bagian AS, hanya tertinggal dari Texas dan California. Produk domestik bruto (PDB) negara bagian New York hampir US$ 1,8 triliun, setara dengan PDB satu negara yakni Italia.

ADVERTISEMENT

Lebih dari US$ 1 triliun di antaranya berasal dari kegiatan ekonomi di New York City. Negara bagian ini juga memberikan kontribusi lebih dari 8% terhadap PDB AS secara keseluruhan pada tahun itu.

Lalu pada 2020, PDB New York turun menjadi US$ 1,7 triliun. Memang penurunannya terlihat kecil, tapi itu angka triliunan dolar. Ketika negara-negara bagian yang merupakan pusat kekuatan ekonomi berkinerja buruk, itu merupakan tanda yang tidak bagus untuk pemulihan seluruh bangsa.

Lihat juga video 'Penembakan di AS Meningkat, Biden Bakal Sikat Penjual Senjata Nakal':

[Gambas:Video 20detik]



Berlanjut ke halaman berikutnya.

PDB New York mengalami kontraksi sebesar 5,9% tahun lalu, penurunan yang lebih besar dari total PDB AS. Atas kontraksi itu New York berada di posisi ke-47 dari 50 negara bagian untuk pertumbuhan ekonomi.

Kesempatan pekerjaan di negara bagian itu lebih buruk. Dengan tingkat pengangguran 7,8%, New York memiliki salah satu tingkat pengangguran tertinggi di AS.

Pengangguran AS secara keseluruhan mencapai 6,1% pada bulan April dan turun menjadi 5,8% pada bulan Mei.

Lalu mengapa New York bisa tertinggal?

Faktor terbesar adalah ruang lingkup kehancuran ekonomi yang diderita New York City selama puncak pandemi. Saat itu wilayah tersebut menjadi episentrum wabah. Hal itu menyebabkan protokol lockdown yang lebih ketat daripada di negara bagian lainnya.

Selain itu, ekonomi kota New York sangat bergantung pada industri yang digerakkan oleh jasa. Namun sebagian besar kantor masih kosong, dan hanya beberapa pekerja yang pulang pergi. Kondisi itu tentu sangat buruk bagi bisnis kedai kopi, binatu, dan tempat makan siang yang mendukung infrastruktur kantor.

"Lebih spesifik ke New York City juga perjalanan bisnis dan pariwisata yang berhenti," kata ekonom Moody's Analytics Matt Colyer.


Hide Ads