Ekonom Center of Reform of Economics (CORE), Yusuf Rendi mengatakan, mungkin salah satu pertimbangan pemerintah memilih PPKM Mikro karena melihat pengalaman negara lain di tahun lalu. Banyak negara yang menerapkan lockdown, kontraksi ekonominya jauh lebih dalam dibanding Indonesia.
"Kalau belajar dari pengalaman tahun lalu dan perbandingan dengan beberapa negara sekilas apa yang diharapkan pemerintah melalui PPKM Mikro bisa tercapai. Karena ketika banyak negara yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi yang sangat dalam, pertumbuhan ekonomi Indonesia 'hanya' terkontraksi -2%," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut Yusuf adalah hal penting harus juga menjadi bahan pertimbangan. Negara-negara yang menerapkan lockdown memang mengalami kontraksi yang sangat dalam, tapi setelah berhasil melawan pandemi ekonominya tumbuh signifikan.
"Jangan dilupakan juga bahwa ada juga negara yang juga menerapkan lockdown, tetapi berhasil tumbuh lebih stabil dibandingkan Indonesia, salah satunya Vietnam. Apalagi kalau kita lihat slope kenaikan yang sejauh ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan first wave, sehingga seharusnya pendekatan kebijakannya berbeda dengan sebelumnya," tuturnya.
(das/ara)