Pertaruhan Google-Facebook ke Orang Terkaya Asia Berbuntut Runyam

Pertaruhan Google-Facebook ke Orang Terkaya Asia Berbuntut Runyam

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 25 Jun 2021 09:24 WIB
Mukesh Ambani, India
Mukesh Ambani/Foto: Reuters
Jakarta -

Tahun lalu Google dan Facebook secara kolektif bertaruh lebih dari US$ 10 miliar pada orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani. Tujuannya untuk membuat ratusan juta orang India melek internet.

Mengutip CNN, Jumat (25/6/2021), Mukesh Ambani merupakan miliarder dan pemilik dari kerajaan bisnis India, Reliance.

Pria yang didapuk sebagai orang paling kaya se-Asia itu bukan hanya dipercaya untuk menjadi penjaga gerbang untuk Silicon Valley-nya India, tetapi juga dipercaya sebagai pijakan perusahaan untuk mengembangkan pasar internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian Ambani berencana menggunakan layanan pesan di Facebook (FB) dan WhatsApp, untuk menghubungkan jutaan usaha kecil di India melalui e-commerce-nya, JioMart. Sedangkan dengan Google dia berencana untuk membuat smartphone 5G yang terjangkau di India.

Perusahaan Ambani yang bernama Reliance bergerak di bidang utamanya teknologi, energi, dan ritel diharapkan memberikan pembaruan tentang inisiatif tersebut pada pertemuan pemegang saham tahunan pada hari Kamis mendatang.

ADVERTISEMENT

Namun ketika India masih berjuang dengan dampak pandemi virus corona, termasuk kemerosotan ekonomi, rencana Jio mungkin menghadapi tantangan yang besar. Menjual smartphone di India bisa menjadi bisnis yang sulit bahkan dalam keadaan normal sekalipun.

Rata-rata orang India memiliki penghasilan sekitar US$ 2.000 per tahun, menurut data terbaru Bank Dunia. Oleh karena itu, jika membuat smartphone yang mahal tentu sulit menjangkau masyarakat India secara menyeluruh.

Apple buktinya, dia telah berjuang untuk menjual iPhone di India selama bertahun-tahun, dan Samsung sekarang sudah kalah bersaing dengan merek China yang lebih murah seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Nah kendala itu kemudian diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19 yang kini mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan kekurangan komponen utama pembuatan smartphone. Akibatnya, memproduksi smartphone yang murah tentunya akan sangat sulit.

Meskipun Jio memang memiliki sumber daya yang sangat besar, dia masih relatif baru untuk bisnis smartphone.

Seorang juru bicara Jio menolak mengomentari terkait rencananya untuk merilis dan penjualan smartphone, tetapi mengakui bahwa pandemi dapat berdampak pada waktu peluncurannya. Sedangkan Google tidak menanggapi permintaan komentar atas isu tersebut.

Di sisi lain, rencana untuk membangun kerajaan e-commerce dengan Facebook juga tidak mulus. Investasi Facebook senilai US$ 5,7 miliar di Jio adalah perpaduan kenyamanan antara dua layanan yang membentuk tulang punggung internet India.

Kemitraan mereka adalah bagian dari upaya untuk menggeser Amazon dan Walmart di puncak pasar ritel online India.

JioMart, platform e-commerce milik Reliance berencana membawa jutaan toko kelontong India menjadi online. Diluncurkan beberapa bulan sebelum investasi besar Facebook, JioMart sekarang beroperasi di lebih dari 200 kota di India.

Namun analis mengatakan JioMart mengalami kesulitan meyakinkan pengecer lokal untuk mendaftar. Layanan pengiriman langsung ke konsumennya melambat di tengah kekhawatiran di antara peritel.

WhatsApp menghadapi perjuangannya sendiri di India. Setelah lama tertunda mendapatkan persetujuan peraturan untuk sistem pembayarannya di negara tersebut, layanan pesan tersebut sekarang menuntut pemerintah India atas aturan baru yang mengharuskannya untuk memecahkan enkripsi.


Hide Ads