Nah kendala itu kemudian diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19 yang kini mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan kekurangan komponen utama pembuatan smartphone. Akibatnya, memproduksi smartphone yang murah tentunya akan sangat sulit.
Meskipun Jio memang memiliki sumber daya yang sangat besar, dia masih relatif baru untuk bisnis smartphone.
Seorang juru bicara Jio menolak mengomentari terkait rencananya untuk merilis dan penjualan smartphone, tetapi mengakui bahwa pandemi dapat berdampak pada waktu peluncurannya. Sedangkan Google tidak menanggapi permintaan komentar atas isu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, rencana untuk membangun kerajaan e-commerce dengan Facebook juga tidak mulus. Investasi Facebook senilai US$ 5,7 miliar di Jio adalah perpaduan kenyamanan antara dua layanan yang membentuk tulang punggung internet India.
Kemitraan mereka adalah bagian dari upaya untuk menggeser Amazon dan Walmart di puncak pasar ritel online India.
JioMart, platform e-commerce milik Reliance berencana membawa jutaan toko kelontong India menjadi online. Diluncurkan beberapa bulan sebelum investasi besar Facebook, JioMart sekarang beroperasi di lebih dari 200 kota di India.
Namun analis mengatakan JioMart mengalami kesulitan meyakinkan pengecer lokal untuk mendaftar. Layanan pengiriman langsung ke konsumennya melambat di tengah kekhawatiran di antara peritel.
WhatsApp menghadapi perjuangannya sendiri di India. Setelah lama tertunda mendapatkan persetujuan peraturan untuk sistem pembayarannya di negara tersebut, layanan pesan tersebut sekarang menuntut pemerintah India atas aturan baru yang mengharuskannya untuk memecahkan enkripsi.
(das/ara)