Super Air Jet Muncul di Tengah Bisnis Maskapai Berdarah-darah, Kok Berani?

Super Air Jet Muncul di Tengah Bisnis Maskapai Berdarah-darah, Kok Berani?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 28 Jun 2021 14:37 WIB
Super Air Jet resmi mendarat di Indonesia. Maskapai ini merupakan penerbangan swasta yang menargetkan kalangan milenial.
Foto: Super Air Jet

Arista juga memaparkan gaji pilot dan pramugari saat ini juga kemungkinan akan lebih murah dibandingkan dengan dua atau tiga tahun lalu. Otomatis Super Air Jet bisa lebih menekan biaya untuk pengadaan sumber daya manusianya.

Bahkan untuk biaya sewa gedung sebagai unit kantor pun akan lebih murah di tengah pandemi seperti ini.

"Jadi ya biaya mereka murah semua menurut saya sekarang," kata Arista.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, bila dilihat potensi pasarnya pun kemunculan Super Air Jet diuntungkan saat kondisi pandemi. Pasalnya, banyak maskapai lainnya saat ini mengurangi traffic-nya, dengan begitu Super Air Jet akan memanfaatkan limpahan penumpang dari para maskapai yang mengurangi traffic-nya.

"Pesaingnya juga kan banyak yang drop, Garuda aja ngurangin pesawat kan. Yang lain juga kayak Sriwijaya udah nggak terlalu efektif terbang. Ini dia jadinya memanfaatkan bocoran, limpahan penumpang dari pesaingnya ini. Dia akan memanfaatkan rute-rute yang kosong penerbangan ini," kata Arista.

ADVERTISEMENT

Bahkan untuk rute domestik, Super Air Jet juga bisa merambah ke pasar rute feeder di daerah. Maskapai-maskapai di rute feeder macam ini menurutnya banyak yang mulai mati. Kesempatan limpahan penumpang ini bisa juga diambil Super Air Jet.

"Untuk pasar penumpang feeder juga banyak maskapai yang mati sekarang dan yang hidup juga nggak efektif traffic-nya. Yang pesawat propeller. Kayak Transnusa itu, Calstar, Susi Air, bisa aja dia masuk ke situ juga ambil penumpang feeder," papar Arista.

Secara makro, pasar penerbangan Indonesia memang besar. Arista menyebut potensi ceruk pasar yang bisa diterbangi Super Air Jet memang banyak di masa yang akan datang.

Saat ini saja, dari 270 juta penduduk di Indonesia belum semuanya pernah menggunakan pesawat. Arista menyebut baru sekitar 130 juta orang saja yang memanfaatkan transportasi udara.

"Ceruk pasarnya dari angka itu aja udah kelihatan masih luas, bahasanya pasarnya ini masih tebal untuk domestik. Apalagi kalau nanti sudah normal dari COVID," ujar Arista.

Dari catatan detikcom, Super Air Jet didirikan pada Maret 2021. Mereka telah memiliki kode penerbangan IU dari IATA (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) dan SJV dari ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional).

Super Air Jet optimis bahwa peluang pasar domestik masih ada dan terbuka luas. Mereka membidik kaum milenial dengan menawarkan penerbangan yang terjangkau.

"Segmen kawula muda akan terus tumbuh pesat dan Super Air Jet bersiap untuk meraih pasar itu melalui konsep super cost, yakni menawarkan layanan maskapai berbiaya paling hemat, sehingga lebih terjangkau," ujar CEO Super Air Jet Ari Azhari dalam keterangannya.

Di Indonesia, Super Air Jet sudah mengantongi sertifikat izin operasi komersial atau Air Operator Certificate (AOC) dengan tipe pesawat Airbus A320. Dengan begitu maka maskapai baru tersebut siap mengudara di penerbangan tanah air.


(hal/zlf)

Hide Ads