Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2021 terjadi deflasi 0,16%. Deflasi tersebut pertama terjadi pada tahun ini. Apakah menjadi tanda daya beli lesu?
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, penyebab deflasi pada Juni ini dipengaruhi penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, rawit hingga ayam ras.
"Kalau dilihat penyebab deflasi tadi kan saya sampaikan, lebih kepada turunnya harga cabai merah di mana andilnya 0.09% dan di ayam ras dengan andil 0,06%, cabai rawit dengan andil 0,04%, dan angkutan udara dengan andil 0,03%," katanya dalam konferensi pers, Kamis (1/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, secara umum pandemi COVID-19 memberi dampak pada daya beli. Namun, ia menuturkan, daya beli masih relatif terjaga terlihat dari inflasi inti.
"Dampak pandemi COVID-19 secara umum terhadap daya beli masyarakat sedikit banyak akan memberikan pengaruh, namun pada inflasi Juni 2021 ini, kalau kita lihat masih relatif terjaga di mana inflasi intinya masih tumbuh positif meskipun tipis 0,09% dan inflasi inti untuk yoy-nya juga masih meningkat. Kalau lihat kepada daya beli kita bisa melihat pada inflasi intinya masih terjaga, masih meningkat 0,09%," terangnya.
Dia melanjutkan, untuk lonjakan kasus COVID-19 di akhir Juni dan rencana pemerintah untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat akan terlihat dampaknya pada Juli 2021.
"Nanti kita tunggu bagaimana pengaruhnya kebijakan PPKM yang akan dilakukan pemerintah, itu nanti kita lihat di bulan Juli. Dan juga belum dipastikan apakah itu akan berpengaruh karena kita perlu melihat perkembangan harga di bulan depan," ujarnya.