Antrean Pengunjung di Supermarket Mengular, Panic Buying atau Bukan?

Antrean Pengunjung di Supermarket Mengular, Panic Buying atau Bukan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 02 Jul 2021 21:00 WIB
Suasana Antrean di Supermarket Jelang PPKM Darurat
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

PPKM Darurat berlaku mulai besok tepatnya dari 3 Juli hingga 20 Juli 2022. Jelang berlakunya PPKM Darurat sejumlah supermarket terpantau ramai pengunjung hingga ada antrean yang mengular.

Berdasarkan pantauan detikcom hari ini, Jumat (2/7/2021) di supermarket TipTop, Ciputat, Tangerang Selatan sekitar pukul 09.30 pagi sudah ramai pengunjung. Pada pintu masuk, antrean pengunjung yang diberlakukan dua sisi kanan dan kiri di depan pintu masuk terpantau mengular.

Antrean ini disebabkan karena pihak TipTop membatasi jumlah pengunjung yang masuk. Berdasarkan keterangan dari salah satu Satpam TipTop, pihak supermarket membatasi hanya 50% pengunjung yang masuk atau 100 orang saja. Satpam TipTop mengungkap jika antrean sudah mengular sampai parkiran, TipTop akan ditutup lebih cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam TipTop, antrean kasir juga sudah mengular. Hal ini disebabkan karena hanya empat kasir yang baru dibuka dari 14 kasir yang ada. Jumlah belanjaan dari pengunjung masih terbilang wajar, meski trolly mereka dominan penuh dan jarang yang menggunakan keranjang. Saat itu juga tidak terlihat pengunjung yang berbelanja secara berlebihan karena stok dari kebutuhan pokok di sana terlihat masih tersedia.

Lokasi kedua, Hari Hari Pasar Swalayan, Bintaro, Tangsel terpantau ramai. Tetapi antreannya tidak sampai mengular, malah beberapa waktu terpantau tidak ada antrean.

ADVERTISEMENT

Kondisi di dalam terpantau ramai tetapi antrean untuk ke kasir tidak terlalu panjang. Dari pantauan semua kasir yang berjumlah 17 dibuka semua oleh pihak Hari-Hari. Semua kasir terlihat sibuk mentransaksikan belanjaan dari pengunjung.

Salah seorang pengunjung mengatakan, dia mengaku dia berbelanja bagian dari kegiatan belanja bulanan yang dilakukan tiap bulan. Saat ditanya apakah kegiatan belanja saat ini merespons kebijakan PPKM Darurat yang berlaku besok.

"Saya sih nggak panik kayak gitu ya, namanya panic buying gitu. Ini sih biasa belanja bulanan aja, tapi juga stok buat anak-anak yang kerja sama kuliah di rumah," katanya.

Menanggapi soal panic buying yang kini tidak terlihat di supermarket jelang PPKM Darurat, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan masyarakat sudah belajar dari pengalaman tahun lalu dan sudah mengalami pembatasan jadi sudah memahami kondisi.

"Masyarakat sudah belajar dari pengalaman tahun lalu bahwa supply secara keseluruhan cukup terjaga. Masyarakat sudah mengalami PSBB, jadi sudah mengerti," ujarnya.

Dia mengatakan saat ini panic buying masyarakat itu terhadap alat kesehatan hingga obat-obatan, terkhusus untuk pengobatan COVID-19.

"Panic buying dipicu kalau masyarakat merasa supply terbatas. Selected goods masih mengalami panic buying saat ini, seperti tabung oksigen, obat tertentu, khususnya terkait alat dan obat untuk yang terkena COVID-19," katanya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengingatkan masyarakat tidak perlu panik karena PPKM Darurat ini hanya diberlakukan 17 hari dan pasar tidak tutup selama aturan itu. Masyarakat juga bisa membeli sembako secara online.

"Yang melakukan panic buying hanya orang-orang egois. Saya yakin tidak akan terjadi. Tidak ada alasan untuk panic buying. PPKM darurat ini tidak menutup semua pasar. Masyarakat bisa beli sembako secara online persediaan sangat cukup. PPKM darurat juga hanya 17 hari tidak ada yg perlu bikin panik," ungkapnya.


Hide Ads