Syarat Penting Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani: Vaksin 3 Juta/Hari

Syarat Penting Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani: Vaksin 3 Juta/Hari

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 05 Jul 2021 13:52 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Pemerintah menargetkan bisa melakukan vaksinasi 3 hingga 3 juta dosis per hari. Target itu harus tercapai jika ingin pandemi berakhir dan ekonomi pulih.

Penerapan PPKM Darurat tentunya akan berdampak pada roda perekonomian di semester II-2021. Nasib ekonomi akan sangat bergantung pada hasil penerapan PPKM Darurat, jika kasus masih tinggi dan pengetatan diperpanjang maka efek sampingnya ke ekonomi akan lebih besar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk meminimalisir dampak buruk tersebut maka dibutuhkan vaksinasi hingga 3 juta per hari. Hal itu dibahas dalam Sidang Kabinet Paripurna dengan topik: Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2021 pagi tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, akselerasi vaksinasi ini menjadi syarat yang sangat penting. Dan oleh karena itu, kenaikan jumlah yang divaksin untuk bisa mencapai bahkan 2 juta per hari atau bahkan kalau kita ingin selesaikan sebelum akhir tahun ini, maka diperlukan vaksinasi hingga 3 juta per hari pada periode Oktober-November yang akan datang," tuturnya dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/7/2021).

Sri Mulyani mengakui angka itu merupakan target yang cukup tinggi. Namun Presiden Joko Widodo tetap menginstruksikan dan mendorong kerja sama yang tinggi.

ADVERTISEMENT

"Ini sebuah target yang luar biasa tinggi dan bapak Presiden tadi menyampaikan bahwa kerja bersama, kerja sama seluruh pihak harus dilakukan untuk meningkatkan target vaksinasi ini," ucapnya.

"Dan bahkan diminta supaya vaksinasi bisa dijalankan bahkan pagi siang dan malam hari. Dengan menggunakan seluruh sumber daya baik yang ada di Kementerian, Lembaga, TNI, Polri, BKKBN, sampai kepada seluruh dinas dan pemerintah daerah," tambah Sri Mulyani.

Untuk semester I-2021 sendiri pemerintah masih optimistis. Sri Mulyani mengatakan, secara 6 bulanan, pada semester I-2021 pemerintah masih yakin ekonomi tumbuh 3,1-3,3%. Itu artinya jika kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi -0,7%, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 bisa tumbuh 7%.

"Kuartal kedua kita masih memperkirakan atau memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ada di sekitar 7%. Sehingga realisasi semester 1 adalah di 3,1% hingga 3,3%," terangnya.

Pemerintah sendiri sudah menyiapkan proyeksi terbaik dan terburuk imbas dari PPKM Darurat. Proyeksi itu tentunya tergantung dari keberhasilan menekan jumlah penyebaran COVID-19.

Dalam skenario moderatnya, dengan asumsi pada Juli ini peningkatan kasus COVID-19 bisa dikendalikan. Lalu aktivitas masyarakat bisa kembali normal, atau setidaknya pengetatan berkurang, maka menurutnya ekonomi masih bisa tumbuh hingga 5%.

"Jika Juli sudah bisa dikendalikan dan pada Agustus sudah mulai ada aktivitas yang normal, atau terjadi kemudian restriksinya dikurangi, maka ekonomi masih akan bisa tumbuh pada kondisi pertumbuhan yang di atas 4% atau bahkan mendekati 5%," ucapnya.

Namun jika ternyata kasus COVID-19 juga masih tinggi, kemudian pengetatan aktivitas masih diperpanjang, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 hanya akan 4%. "Ini yang harus kita waspadai," tegasnya.

(das/dna)

Hide Ads