Hingga saat ini rencana akuisisi PT Rekayasa Industri (Rekind) dari PT Pupuk Indonesia (Persero) oleh PT Pertamina (Persero) belum terealisasi. Rencana akuisisi itu disebut masih terganjal karena adanya kendala di internal Pertamina.
"Di dalam ruang rapat ini Pak Menteri BUMN berjanji bicara soal rekind (Rekayasa industri), bahwa dalam satu bulan akan ada kabar kepada kami soal Rekind terkait permasalahan persetujuan atau ketidaksetujuan yang belum didapat dari Komisaris Pertamina," ungkap Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dalam keterangannya, Jumat (9/7/2021).
Hal tersebut diungkapkan Andre saat Rapat Kerja antara Komisi VI DPR RI bersama Menteri BUMN Erick Thohir, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akuisisi belum bisa terealisasi lantaran masih belum sejalan antara dewan komisaris perseroan yang dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan dewan direksi perseroan yang dipimpin Nicke Widyawati.
Politisi Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir sendiri telah mengungkapkan bahwa sebetulnya dari Kementerian BUMN telah mengeluarkan surat putusan agar Rekind (Rekayasa Industri) untuk bisa disinergikan dengan Pertamina sejak 2018. Namun, hal itu masih belum dapat direalisasikan oleh Pertamina hingga saat ini.
"Nah itu bagaimana perkembangannya Pak Menteri? jadi jangan sampai kalah wibawa nya Kementerian BUMN oleh satu orang Komisaris pertamina," tegas Andre.
Karena itu Andre berharap agar nasib PT Rekayasa Industri (Rekind) bisa segera diputuskan untuk dapat di akuisisi oleh Pertamina dari Pupuk Indonesia, mengingat akan ada banyak proyek-proyek pembangunan kilang yang akan dilakukan oleh Pertamina. Sinergi itu dinilai bisa lebih memuluskan rencana pembangunan Pertamina itu. Apalagi sekarang ada yang namanya kilangpetrochemicaldan lain sebagainya.
"Jadi bagaimana pun juga kita ingin Rekind ini bisa selesai masalahnya, jangan sampai ini terkatung-katung karena satu orang yang tidak setuju yang menghambat aksi korporasi," Papar Andre.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa dirinya telah memanggil berbagai pihak terkait rencana akuisisi Rekind oleh Pertamina dari Pupuk Indonesia.
"Soal Rekind kemarin saya sudah rapat antara PT pupuk Indonesia dengan Pertamina, saya meminta mereka untuk mendiskusikan bagaimana Rekind ini bisa diselamatkan," papar Erick.
Erick menjelaskan bahwa ada beberapa inisiasi terkait strategi penyelamatan Rekind. Sebab, Rekind sendiri memiliki keahlian tersendiri dalam mengoperasionalkan perusahaannya. Namun ia mengakui bahwa ada kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan Rekind dalam mengoperasionalkan perusahaan sebelumnya.
"Nah ini yang mau kita perbaiki supaya expertise yang ada pada Rekind ini tidak hilang karena kesalahan secara operasional sebelumnya. Nah ini yang akan kita singkronisasikan," Tutup Erick.
Rencana akuisisi Rekind oleh Pertamina telah mencuat sejak zaman Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dia sudah sejak lama mengimbau Pertamina agar mengakuisisi Rekind agar Pertamina bisa memiliki keahlian di bidang konstruksi dan rekayasa Industri termasuk untuk membangun kilang dan infrastruktur energi lainnya.
Dahlan menuturkan, Indonesia membutuhkan perusahaan besar yang bergerak di bidang engineering, procurement, and construction (EPC) agar dapat bersaing di kancah internasional. Untuk itu, di bawah induk usaha Pertamina, Rekind diharapkan mampu bersaing dengan perusahaan EPC ternama internasional.
Secara korporasi, lanjut Dahlan, pengambilalihan Rekind itu tidak akan membebani Pertamina, sekaligus dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk memiliki perusahaan EPC kelas dunia dengan mengutus Rekind dalam tender-tender yang diikuti Pertamina.
Saat itu, komposisi pemegang saham Rekind adalah PT Pupuk Indonesia (Persero) sebesar 90,06%, PT Pupuk Kaltim sebanyak 4,97% serta Pemerintah Indonesia sebesar 4,97%.
(mpr/ara)