Makin Berbahaya, Varian Delta Bikin AS 'Ketakutan'

Makin Berbahaya, Varian Delta Bikin AS 'Ketakutan'

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 09 Jul 2021 10:12 WIB
COVID-19 masih menjadi pandemi global. Dan inilah 5 negara dengan kasus tertinggi dunia yaitu Amerika Serikat, India, Brasil, Prancis dan Turki.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Penyebaran virus Corona yang tak kunjung usai, kini malah terus bermutasi memunculkan beragam varian baru seperti varian Delta. Varian virus Corona ini diyakini lebih menular, dan telah menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia.

Melansir dari CNBC, Jumat (9/7/2021), saat ini sudah banyak negara di seluruh dunia yang mulai menerapkan kembali pengetatan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran varian virus Covid baru ini. Seperti contoh pemerintah Australia, Afrika Selatan dan sejumlah negara di Asia yang baru-baru ini memberlakukan kembali jam malam atau tindakan lain untuk mengekang meningkatnya wabah covid varian delta.

Selain itu ada juga Jepang yang baru saja mengumumkan keadaan darurat virus corona di Tokyo dan melarang penonton untuk hadir di acara Olimpiade. Sedangkan di Indonesia sendiri, pemerintah telah menerapkan PPKM darurat terutama di wilayah Jawa-Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak terkecuali, varian delta Covid yang sangat menular terus menyebar dengan cepat termasuk di seluruh bagian Amerika Serikat. Dikabarkan bahwa saat ini varian delta virus covid sudah menjadi varian dominan di AS, terutama negara bagian dengan tingkat vaksinasi terendah.

Dengan mutasi baru yang ditemukan setiap beberapa minggu, banyak ilmuwan di AS yang sudah memperkirakan bahwa Covid akan terus beredar di seluruh dunia setidaknya selama dua hingga tiga tahun ke depan. Hal ini tentu mengharuskan banyak negara untuk menerapkan kembali langkah-langkah kesehatan masyarakat secara ketat dan berkala.

ADVERTISEMENT

"Saya dapat memperkirakan bahwa di beberapa bagian negara, mungkin ada penerapan kembali aturan penggunaan masker dalam ruangan, jaga jarak dan batas hunian" kata Lawrence Gostin, direktur World Health Organization's Collaborating Center on National and Global Health Law.

Hal ini tentu dapat menjadi permasalahan yang cukup serius. Terlebih setelah banyak perusahaan dan kantor di seluruh AS yang telah menghapus sebagian pesar aturan protokol kesehatan (prokes) untuk mereka yang sudah divaksin.

Sebelumnya banyak perusahaan atau lini bisnis di AS telah melonggarkan sejumlah aturan prokes seperti penggunaan masker, menjaga jarak sosial, dan pembatasan terkait pandemi lainnya. Seperti contoh perusahaan retail Walmart dan Costco yang memungkinkan pelanggan dan karyawannya yang sudah divaksinasi penuh untuk tidak menggunakan masker kecuali jika mereka diwajibkan oleh negara bagian atau pemerintah setempat.

Selain itu ada juga perusahaan lain seperti Apple dan Amazon yang ingin menerapkan kembali sistem kerja di kantor dalam kapasitas tertentu setelah tingginya angka vaksinasi di AS.

Dengan demikian, jika kasus Covid meningkat lagi dalam beberapa bulan ke depan, beberapa pengusaha di negara bagian AS dengan tingkat vaksinasi Covid yang rendah mungkin harus menerapkan kembali langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak sosial, perusahaan hanya dapat beroperasi dengan kapasitas batas, atau kembali bekerja dari rumah (WFH) sepenuhnya.

Hal ini tentu mendorong pemerintah, baik sentral maupun negara bagian, untuk menerapkan kembali protokol kesehatan yang sebelumnya telah mereka batalkan.

Di Mississippi, misalnya, di mana pemerintah negara bagian tersebut telah merekomendasikan agar semua penduduk terus memakai masker di dalam ruangan karena maraknya penyebaran covid varian delta ini.

Selain itu ada juga pemerintah di Los Angeles County, California, yang juga telah merekomendasikan kepada semua warganya, terlepas dari status vaksinasi mereka untuk kembali memakai masker di dalam ruangan dan di tempat umum sebagai tindakan pencegahan. Tidak hanya itu, saat ini banyak dokter dan peneliti yang memberi saran kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat agar beberapa negara bagian untuk menerapkan kembali persyaratan penggunaan masker dalam ruangan dalam beberapa bulan kedepan.


Hide Ads