Situasi Mencekam Bak Neraka, Banyak Guru Kabur dari Lebanon

Situasi Mencekam Bak Neraka, Banyak Guru Kabur dari Lebanon

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 09 Jul 2021 15:37 WIB
Situasi krisis ekonomi di Lebanon semakin parah hingga membuat negara ini disebut bagai neraka oleh warganya sendiri. Hiperinflasi dan kelangkaan berbagai kebutuhan pokok membuat situasi di Lebanon semakin tak tertahankan bagi warganya.
Krisis Ekonomi Lebanon/Foto: Pool
Jakarta -

Banyak guru yang melarikan diri dari Lebanon akibat krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. Chryssoula Fayad adalah salah satu guru yang melakukan eksodus.

Dia menghabiskan hampir dua dekade mengajar sejarah dan geografi di sekolah-sekolah elit Prancis di Lebanon, hingga mengepalai departemen. Meskipun keadaannya sulit, dia tidak menyesal.

"Saya selalu mengucapkan terima kasih kepada Tuhan bahwa kami memiliki kesempatan untuk datang ke sini," demikian dilansir Reuters, Jumat (9/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sayangnya saya tahu saya membuat keputusan yang tepat ketika saya melihat bagaimana keadaan di Lebanon sekarang," sambungnya.

Sektor pendidikan Lebanon yang dihargai di seluruh Timur Tengah sebagai pemimpin regional pernah menduduki peringkat ke-10 secara global berdasarkan Laporan Daya Saing Global atau Global Competitiveness Report dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum).

ADVERTISEMENT

Sekarang tidak jelas bagaimana sekolah-sekolah di Lebanon akan kembali beroperasi ketika tahun ajaran baru dimulai pada bulan Oktober.

"Ketika krisis meletus pada tahun 2019, itu mengejutkan sektor pendidikan," kata Rene Karam, kepala Asosiasi Guru Bahasa Inggris (ATEL) di Lebanon.

Pada awalnya, beberapa sekolah swasta memberhentikan guru bergaji lebih tinggi, sekitar 30% staf untuk menghemat uang. Tetapi seiring berjalannya waktu, banyak guru sekolah lain pergi atas kemauan mereka sendiri, dengan setengah dari 100 guru di asosiasinya sekarang berada di Irak, Dubai, dan Oman.

Gaji mulai dari 1,5 juta pound Lebanon per bulan sekarang bernilai kurang dari US$ 90. "Kami benar-benar berada dalam krisis," katanya.

Setiap sekolah kehilangan puluhan guru. Cek halaman berikutnya.

Rodolphe Abboud, kepala sindikat guru sekolah swasta mengatakan setiap sekolah telah kehilangan antara 10 hingga 40 guru sejauh ini.

"Tidak ada satu sekolah pun sekarang yang tidak mengiklankan lowongan kerja," sebutnya.

Anak-anak dari beberapa kelas telah disatukan untuk beberapa mata pelajaran, dan pemadaman listrik setiap hari, serta kekurangan bahan dasar juga menyulitkan sekolah untuk beroperasi.

Minggu ini Kementerian Pendidikan membatalkan ujian akhir sekolah menengah sebagai tanggapan atas tekanan dari orang tua dan staf yang berpendapat kondisi ekonomi membuat mereka tidak mungkin melaksanakan itu.

"Menteri ingin mengadakan ujian tetapi tidak kah dia tahu bahwa di Lebanon ada kekurangan kertas dan tinta dan guru tidak dapat bekerja secara gratis dan sekolah tidak dapat beroperasi tanpa bahan bakar untuk generator listrik?" kata Karam.

Kementerian pendidikan mengatakan telah mendapatkan bayaran ekstra dari donor untuk guru yang mengawasi ujian tetapi sebagian besar telah mengundurkan diri.

"Mayoritas guru secara bertahap menarik diri dari pengawasan dan inilah yang membuat ujian sekolah menengah tidak dapat dilaksanakan," kata Hilda Khoury, direktur kementerian.


Hide Ads