Bikin Deg-degan, Menkes Buka-bukaan Data Produksi Oksigen RI

Bikin Deg-degan, Menkes Buka-bukaan Data Produksi Oksigen RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 12 Jul 2021 11:05 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Seiring dengan lonjakan COVID-19, Indonesia mengalami krisis ketersediaan oksigen. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini kebutuhan oksigen Indonesia terus mengalami peningkatan, dikhawatirkan dalam waktu dekat sudah di atas kapasitas produksi nasional.

Dia menjabarkan saat ini produksi oksigen di Indonesia berkisar di angka 1.700 ton per hari. Secara normal, kebutuhan oksigen untuk medis dan rumah sakit hanya menggunakan 25%-nya saja atau sekitar 450 ton per hari.

Namun karena adanya lonjakan COVID-19, kebutuhan medis harian meningkat dari 450 ton menjadi 1.000 ton. Bahkan, dikhawatirkan mencapai 2.600 ton per hari, bila sudah begini Budi Gunadi mengatakan kebutuhan oksigen sudah melebihi kapasitas nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kebutuhan medical ini naik jadi lebih dari 1.000 ton per day. Sekarang kami antisipasi bisa naik 2600 per day, ini above dari national capacity kita," ungkap Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual Sea Group, Senin (12/7/2021).

Pemerintah memiliki 3 strategi mengatasi hal ini, pertama adalah mulai melakukan impor oksigen. Sejauh ini sudah ada impor alat konsentrator dan tabung oksigen dari Singapura.

ADVERTISEMENT

Kemudian, melakukan realokasi penggunaan oksigen untuk kebutuhan medis dan mengurangi porsi industri. Strategi yang terakhir adalah memperbanyak penggunaan konsentrator oksigen di rumah sakit dan pasien isolasi mandiri.

"The fastest, kita sudah melakukan impor oksigen strateginya, sudah berjalan saat ini," ungkap Budi Gunadi.

Hari ini pemerintah mendapatkan sumbangan berupa 1.000 tabung oksigen dari Sea Group, perusahaan induk Shopee dari Singapura. Budi Gunadi menyatakan bantuan ini akan difokuskan ke kebutuhan rumah sakit di Jawa-Bali. Lebih khusus lagi akan diutamakan alokasinya ke daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

"Sekarang memang pandemi ini banyak meledaknya di Jawa-Bali, maka kalau ditanya prioritasnya ya di 7 provinsi Jawa-Bali. Cuma sebaiknya dikirim ke Yogyakarta dan Jawa Tengah saja," ungkap Budi Gunadi.

Di sisi lain, beberapa bantuan lain juga berdatangan dari berbagai perusahaan lokal. Budi Gunadi menyebutkan ada Tanoto Group hingga Krakatau Steel.

"Memang beberapa perusahaan sudah mendekati kami dan sumbangkan oksigen konsentrator dan obat-obatan, dan juga tenaga. Disupport beberapa perusahaan grup Indonesia, salah satunya dari Tanoto Group, dari Morowali, yang mengelola smelter. Lalu ada PT Pupuk dan Krakatau Steel karena mereka punya stok oksigen industri," ungkap Budi Gunadi.

Di sisi lain, bantuan juga diberikan dari para perusahaan rintisan alias startup. Budi Gunadi mengatakan, ada 11 penyedia jasa telemedicine telah bekerja sama dengan pemerintah memberikan layanan konsultasi online gratis bagi para pasien isolasi mandiri.




(hal/das)

Hide Ads