Kelangkaan tabung gas oksigen masih terjadi di beberapa daerah. Misalnya di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta Selatan, stok tabung gas oksigen berkurang drastis sedangkan permintaan isi ulang tabung gas oksigen meningkat.
Fenomena tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya kasus COVID-19 dengan pasien di rumah sakit ataupun yang melakukan isolasi mandiri.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Pengarah Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) Rachmat Harsono mengatakan, pasokan tabung gas oksigen atau cylinder gas memang mengalami kelangkaan. Namun, kata dia, dalam beberapa waktu dekat stok tabung gas oksigen akan bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada kekurangan sekarang, namun akan ada ribuan datang dalam minggu depan. Mudah-mudahan bisa membantu peredaran dan sirkulasi botol di RS maupun masyarakat," kata Rachmat saat dihubungi detikcom, Senin (12/7/2021).
Lebih lanjut, produsen gas oksigen pun, kata dia, saat ini mengalihkan sebagian besar hasil produksinya ke rumah sakit. Menurutnya, terdapat banyak kemungkinan permintaan tabung gas oksigen dan oksigen meningkat.
"Banyak yang minat kayaknya memang masyarakat mungkin panic mungkin juga butuh," ujarnya.
"Sekarang semua produsen sudah mengalihkan sebagian besar produksinya untuk rumah sakit dan akan ada pengiriman dari luar Jawa untuk Jawa agar kebutuhan tercukupi," kata Rachmat menambahkan.
Dia mengatakan, kebutuhan oksigen akan terus meningkat selama terjadi mobilitas yang tinggi dan berimbas pada laju penularan COVID-19. Bukan hanya oksigen, obat dan tenaga kesehatan pun akan mengalami keterbatasan.
"Selama masyarakat masih mobilitas tinggi maka akan efek cepatnya menular covid ini. Bukan hanya oksigen ya, obat dan nakes pun semua terbatas jadinya," pungkasnya.
Sekedar diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat mengungkapkan, kapasitas produksi oksigen nasional sebanyak 866 ribu ton per tahun, namun utilitasnya 75% sehingga secara riil tercatat produksi oksigen setiap tahun hanya 640 ribu ton.
Dari angka tersebut, saat ini produksi oksigen 90% telah dialihkan untuk sektor medis di tengah krisis oksigen. Sedangkan sisanya digunakan untuk industri baja, nikel, smelter, dan koper smelter.