Vaksin COVID-19 Berbayar: Muncul Mendadak, Banjir Kritik... Eh Ditunda

Vaksin COVID-19 Berbayar: Muncul Mendadak, Banjir Kritik... Eh Ditunda

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 12 Jul 2021 21:00 WIB
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan kepada anak usia 12-18 tahun di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (10/7/2021). Dalam rangka Hari Anak Nasional, Dinas Kesehatan kota Palembang bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang menggelar vaksinasi massal COVID-19 terhadap anak usia 12-18 tahun dengan target 1.000 orang anak per hari. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Jakarta -

Vaksin COVID-19 berbayar yang diselenggarakan PT Kimia Farma Tbk ditunda hingga waktu yang belum diketahui pasti. Padahal seharusnya vaksin COVID-19 berbayar itu dilaksanakan hari ini, 12 Juli 2021.

Penundaan itu disampaikan oleh Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno Putro. Dia juga menyampaikan sejalan penundaan pelaksanaan vaksin COVID-19 berbayar, maka pihaknya akan memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin 12 Juni 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," katanya kepada detikcom Senin (12/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," tambahnya.

Memang pada awal diumumkan pelaksanaan vaksin COVID-19 berbayar langsung mendapat perhatian publik hingga tokoh-tokoh besar. Kabar ini juga datang saat Indonesia tengah gencarnya pemberlakuan vaksinasi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Ekonom Senior Faisal Basri mengkritik keras kebijakan vaksinasi COVID-19 berbayar tersebut. Menurutnya, hal tersebut merupakan tindakan biadab karena membiarkan BUMN berbisnis.

"Rakyat disuruh gotong royong, untuk mempercepat herd immunity, BUMN dibiarkan berbisnis, ini kan biadab. Apalagi kata paling pantas untuk itu," katanya.

Ada kritik dari YLKI terkait vaksin COVID-19 berbayar. Cek di halaman berikutnya.

Kemudian, kritikan juga datang dari Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi yang mengatakan program vaksinasi berbayar tidak etis dan harus ditolak. Apalagi itu dilakukan di tengah pandemi COVID-19.

"Vaksin berbayar itu tidak etis di tengah pandemi yang sedang mengganas. Oleh karena itu, vaksin berbayar harus ditolak," katanya dalam keterangan tertulis.

Tidak berhenti di sana, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyoroti adanya vaksin berbayar yang disediakan oleh PT Kimia Farma Tbk. Dia khawatir akan terjadi komersialisasi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.

"Setiap transaksi jual beli dalam proses ekonomi berpotensi menyebabkan terjadinya komersialisasi oleh produsen yang memproduksi vaksin dan pemerintah sebagai pembuat regulasi, terhadap konsumen dalam hal ini rakyat termasuk buruh yang menerima vaksin," ujar Presiden KSPI Said Iqbal.

Kritikan dari publik itu diduga menjadi pendorong pelaksanaan vaksin COVID-19 berbayar ini menjadi ditunda. Namun Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno Putro belum memberikan keterangan pasti soal jadwal selanjutnya.

"Akan segera kami informasikan lebih lanjut," tandasnya.


Hide Ads