Singapura Sebut Dunia Harus Bersiap Hadapi Pandemi Berikutnya, Apa Lagi Ini?

Singapura Sebut Dunia Harus Bersiap Hadapi Pandemi Berikutnya, Apa Lagi Ini?

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 13 Jul 2021 10:12 WIB
Jumlah total kematian akibat pandemi virus Corona (COVID-19) secara global telah melampaui 4 juta orang. Separuh dari angka kematian itu berasal hanya dari lima negara.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Menteri Senior Bidang Koordinasi Kebijakan Sosial Singapura, Tharman Shanmugaratnam meminta dunia bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya. Menurutnya, hal itu dapat terjadi kapan saja dan harus mulai dipersiapkan dari sekarang.

"Kita tidak bisa menunggu COVID berakhir, sebelum kita mulai mempersiapkan pandemi berikutnya karena pandemi berikutnya dapat datang kapan saja," kata Tharman dikutip dari CNBC, Selasa (13/7/2021).

"Jadi kita harus menggunakan upaya kita saat ini untuk mengatasi COVID, juga membangun kapasitas yang dibutuhkan untuk mencegah pandemi berikutnya," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi global pada Maret tahun lalu. Virus yang pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019 itu telah menginfeksi lebih dari 186 juta orang dan menyebabkan setidaknya 4 juta kematian di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Panel pakar global G-20 merilis sebuah laporan yang mengusulkan langkah-langkah untuk mencegah wabah dan dengan cepat menanggapi pandemi di masa depan. Tharman mengetuai panel bersama mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers dan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala.

ADVERTISEMENT

Langkah-langkah itu termasuk pendanaan yang lebih baik dan lebih andal untuk WHO, serta memanfaatkan lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk membantu mendanai perang melawan pandemi.

Tharman menilai sistem Internasional saat ini untuk menanggapi pandemi global masih terpecah-pecah dan kurang dana. Untuk itu, panel mengusulkan pembentukan dana global baru dengan minimal US$ 10 miliar per tahun.

"Anda memiliki tata kelola kesehatan di bawah Majelis Kesehatan Dunia dan WHO, Anda tidak memiliki sistem yang menyatukan keuangan dengan kesehatan. itulah mengapa sistem ini kekurangan dana. Bereaksi setelah peristiwa, setelah krisis pecah dan tidak dapat secara proaktif mencegah krisis di masa depan," tuturnya.

Simak juga video 'Singapura Bersiap Hidup Normal, Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads